MELEPAS BELENGGU DENGAN TAQWA (IDUL FITRI 1434 H)

SELAMAT HARI RAYA IDUL FITRI 1434 H MOHON MAAF LAHIR DAN BATHIN

Belajar dari Kisah Nasruddin Hoja dan Keledai Pemberian Timur Lenk

“Pendekatan ala Nasruddin Hoja kali ini memang benar-benar menjadi inspirasi bagi kita semua"

THE POWER OF HIJRAH

Dengan semangat, dan nilai-nilai serta hikmah hijrah kita harus berpindah dari seperti bui menjadi gelombang dan cinta dunia menjadi Cinta Akherat, takut mati menjadi rindu kematian akan Jihad. Sehingga Persatuan Muslim dan kemardekaan Palestina dapat terwujud (jml)

SEANDAINYA IRAN DI GEMPUR

"Semoga saja perang tidak terjadi sebuah harga yang sangat mahal hanya untuk menjawab posisi dan konspirasi"

ISRAEL : PERGULATAN ANTARA ASIMILASI DAN MEMBANGUN SEBUAH NEGARA

"Hingga sekarang memasuki tanggal 14 Mei 2012, 64 tahun kemardekaan Israel dan 64 tahun pula bangsa Palestina terombang ambing dalam pusaaran kebiadaban dan ketidak pastian"

Kamis, 25 April 2013

Ustad Jefri Al Bukhari : Dakwah adalah Tujuan Hidup





Oleh : M. Jamil

Inna lillahi wa illahi rojiun Pada hari ini jum'at tanggal 26 April 2013 Umat muslim khususnya di Indonesia sangat kehilangan seorang ulama yang sangat familiar, Ustad Jefri Al Bukhari dalam usia 40 tahun. Ustad Jefri Al Bukhari meninggal dunia akibat kecelakaan dalam perjalan pulang setelah berdakwah di kawasan pondok indah, Jakarta Selatan. Semoga Allah memberikan Rahmad dan Ampunan serta di tempatkan bersama-sama orang Saleh, Amin ya Robaal alamin. Semasa hidupnya Ustad Jefri Al Bukhari merupakan sosok yang senatiasa berdakwah mengajak manusia ke jalan yang benar sesuai tuntunan Al Qur’an dan Sunah Rasul. Kecintaan nya kepada dakwah menempatkan dakwah sebagai tujuan hidupnya.
jika para filosof dengan “rasa ingin tahu” sebagai faktor pendorong untuk berfikir, mempelajari, meneliti (dan tentunya tahapan ini telah di lalui oleh Ustad jefri Bukhari dan setiap ulama) maka perasaan resah dan risau terhadap berbagai persoalan umat dan khususnya juga kepada generasi muda sebagai faktor pendorong utama Ustad Jefri Al Bukhari memiliki visi dakwah sebagai tujuan hidup. Ustad Jefri Al Bukhari  sedikit berbeda dengan ulama lainya di karenakan penggunaan bahasa yang ia gunakan mengikuti ‘tren’ bahasa yang di gunakan anak-anak muda sehingga tak ayal julukan ustad gaul pun melekat pada dirinya. Pendekatan Ustad Jefri Al Bukhari cukup langka dan berhasil meraih simpati besar, hingga mempengaruhi  sasaran objek dakwah itu sendiri yaitu simpati, hingga mengikuti pesan-pesan keagamaan yang di sampaikan sang Pendakwah.
Kini Ustad Jefri Al Bukhari telah tiada namun rekam jejak dakwah nya tersebar di berbagai media elektronik dan ini merupakan amalan yang tidak pernah terputus seperti janji Allah dalam sebuah hadist yang berbunyi
“Apabila seorang manusia meninggal maka putuslah amalnya, kecuali tiga hal: Sedekah jariyah atau ilmu yang bermanfaat sesudahnya atau anak yang shalih yang mendo’akannya”. (Hadits riwayat Muslim, Abu Dawud, At-Tirmidzi, Nasa’i dan Ahmad)
Rasulullah mengajak umatnya senantiasa berdakwah tentunya sesuai dengan kemampuanya dan potensi yang di miliki setiap orang seperti  Dalam surah (Yusuf (12): 108)
“Katakanlah (Hai Muhammad): “Inilah jalanku: aku dan orang-orang yang mengikutiku berdakwah (mengajak kamu)  kepada Allah dengan hujah yang nyata, Maha Suci Allah, dan aku tiada termasuk orang-orang yang musyrik”.
Begitu pula terdapat sebuah dengan sebuah hadist tentang keutamaan dakwah yang berbunyi
 “Sesungguhnya Allah swt memberi banyak kebaikan, para malaikat-Nya,  penghuni langit dan bumi, sampai semut-semut di lubangnya dan ikan-ikan selalu mendoakan orang-orang yang mengajarkan kebaikan kepada orang lain.” (HR. Tirmidzi dari Abu Umamah Al-Bahili).
Seorang Ulama, Imam Ibnul Qayyim Rahimahullan berpendapat berdakwah memiliki keutamaan melebihi memerangi musuh, ia berpendapat:
“Maka berdakwah ke jalan Allah Ta’ala adalah peran para Rasul dan pengikut mereka…. Dan menyampaikan sunnah-sunnahnya kepada ummat lebih utama dari melemparkan anak-anak panah ke leher-leher musuh. Karena melemparkan anak-anak panah bisa dilakukan oleh semua orang, sedangkan menyampaikan sunnah-sunnah tidak bisa diemban kecuali oleh pewaris para Nabi dan pengganti mereka pada ummatnya"
Di sela-sela mendapat kabar meninggalnya beliau, penulis mendownload berbagai video ceramah beliau yang telah di posting di situs berbagi video. Di salah satu video tersebut Ustad Jefri menyampaikan dan mengajak mengamalkan sebuah keutamaan surah terakhir Al Hasyr berdasarkan hadist yang berbunyi:
Dari Rasulullah saw berkata ” Barang siapa membaca saat pagi 3 ayat terakhir dari surat Al Hasyr maka Allah mewakilkan kepadanya 70.000 malaikat yang mendoakan keselamatan baginya hingga sore datang, jika ia mati waktu siang itu maka matilah ia dalam keadaan syahid dan barang siapa yang membacanya sore hari maka ia juga dalam keadaan seperti itu hingga pagi. (mati dalam keadaan syahid). (HR. Turmudzi)
Subhanallah…selamat jalan Ustad Jefri Al Bukhari Engkau memberikan inspirasi bagi siapa saja termasuk bagi kaum muda terhadap arti penting dakwah. Dakwah merupakan warisan para nabi, sebaik baiknya amal, meraih pahala yang teramat besar dan jalan menuju umat terbaik.
 Ustad Jefri Al Bukhari semoga amal ibadahmu diterima di sisi Allah, di tempatkan pada golongan Syuhada,  dan di berikan ketabahan bagi orang orang yang telah ditinggalkan, Amin ya robbal alamin
.





Menanti Senja di Damaskus




Oleh: M. Jamil
Posisi Bashar Al Assad
Suriah masih membara, upaya untuk memadamkan api di Suriah masih belum menunjukkan tanda-tanda kemajuan. Pertemuan segitiga  antara utusan khusus PBB, Lakhdar Brahmi, Wakil Menteri Luar Negeri Rusia Mikhail Bogdanov dan Wakil Menteri Luar Negeri Amerika William Burns secara tertutup di Jenewa berakhir tanpa solusi. Kenapa demikian? Mereka ( baik kubu barat dan Rusia) sepakat untuk tidak sepakat mengenai Posisi Assad, yang harus mundur sebagai Presiden Suriah. Bagi barat dan oposisi, Presiden Bashar Assad haru terlebih dahulu mundur sebagai prasyarat untuk dialog perdamaian di Suriah lain hal nya dengan Rusia masih tetap mempertahankan Assad.
 Thalib Ibrahim analis politik dari Damaskus berpendapat  jika ada pembicaraan menempatkan prasyarat untuk Presiden Assad mundur, maka akan meletakkan negara dalam krisis nyata. Perang sekterian di prediksi akan semakin memuncak, kaum alawit, kelompok pro pemerintah dan tentara loyalis Assad akan berbalik mengorganisir diri menjadi kelompok baru melawan oposisi dan tidak menutup kemungkinan eskalasi konflik akan menjalar ke negara tetangga Suriah. Akademisi dan Seorang analis politik  Iran, DR. Salami Ismail berpendapat Suriah tanpa Bashar Assad akan berarti negara di tangan Salafi Jihadis, yang pasti akan mengubah negara itu menjadi kuburan bagi Alawi dan Sunni moderat dan tempat berkembang biak bagi terorisme dan ekstremisme di wilayah tersebut. Apa yang di prediksi oleh DR. Salami Ismail menjadi nyata jika terjadinya pergesaran tingkat kekuatan apa yang di sebutnya Jihadis Salafi  menjadi  kekuatan militer tangguh di bandingkan  kelompok Alawi dan Sunni moderat. Iran sebagai negara syiah terbesar tidak akan tinggal diam melihat situasi seperti ini, dan kemungkinan besar baik secara terang-terangan maupun diam-diam akan mendukung gerakan Alawi dan gerakan anti oposisi dengan kekuatan penuh, jika demikian halnya kata perdamaian akan sulit terwujud. Mengenai tempat berkembang biak bagi terorisme dan ekstremisme di wilayah Suriah, Al-Qaeda beserta anasir-anasirnya memiliki impian baru membentuk sebuah ‘’rumah nasional” dengan ideology islam radikal ditengah keputusasaan mereka akibat kegagalan di berbagai negara islam.
Seolah ingin menegaskan kembali  komitmennya untuk tidak akan mundur sebagai seorang Presiden Suriah,  Bashar Al Assad kembali tampil ke publik pada tanggal 6 januari 2013 di gedung Opera Damaskus.  Berbeda dengan pidato sebelumnya, Bashar Asssad tampak lebih percaya diri, ia berpidato lebih dari  satu jam dengan di belakangnya terpampang gambar besar  sebuah bendera Suriah dalam sebuah layar  elektronik yang di penuhi wajah-wajah korban yang meninggal, hal tersebut mengibaratkan mereka yang telah meninggal sebagai martir dan korban dari kelompok pemberontak dengan tujuan membangkit semangat rakyat untuk membela negara.  Bashar Al Assad  mengajukan solusi untuk suriah yang pertama solusi Politik, yang kedua Memerangi terorsime dan yang ketiga  solusi Sosial.
Solusi Politik atau dialog  menurut Bashar Assad hanya di tujukan bagi mereka yang tidak menjual tanah suriah kepada negara lain dan boneka barat,  dengan demikian Assad menempatkan kelompok SNC dan anasir-anasir yang tergabung di dalamnya bukan ‘’teman’’ yang dapat di ajak untuk berdialog. Bashar Assad sendiri menyebut para pemberontak sebagai teroris dan musuh negara sehingga solusi kedua menjadi pilihan bagi Assad. Untuk memulihkan keamanan dan stabilitas, Bashar Assad mengemukakan solusi politik dengan tiga tahap diantaranya
Tahap Pertama;
1.  Menyerukan kepada negara-negara lain untuk menghentikan dukungan persenjataan dan pendanaan serta perlindungan  kepada kelompok bersenjata dan bersamaan dengan itu kelompok-kelompok bersenjata menghentikan aksi teror mereka masalah ini akan menjamin keamanan proses kepulangan para pengungsi ke tempat tinggal mereka.  Setelah itu operasi anasir teroris dan militer Suriah dihentikan namun pasukan keamanan tetap dapat bertindak jika terjadi pelanggaran terhadap keamanan negara, warga, sarana publik dan insfrastruktur atau segala bentuk pelanggaran lainnya.
2.   Mewujudkan mekanisme khusus untuk menjamin komitmen semua pihak pada poin pertama khususnya dalam masalah kontrol wilayah perbatasan.
3.   Pemerintah berkuasa memulai kontak dengan seluruh partai dan delegasi masyarakat untuk berunding secara bebas guna melaksanakan konferensi dialog nasional yang melibatkan seluruh pihak di dalam negeri dan luar negeri yang menginginkan solusi krisis Suriah.
Tahap kedua;
1.     Pemerintah berkuasa mengumumkan konferensi dialog nasional komprehensif untuk mencapai sebuah piagam nasional berlandaskan pada kedaulatan Suriah dan kesatuan seluruh wilayahnya serta penentangan terhadap campur tangan pihak asing dan perlawanan terhadap segala bentuk terorisme dan kekerasan. Piagam tersebut akan menentukan jalur politik Suriah dan menetapkan program untuk sistem peradilan, hukum, garis besar politik dan ekonomi, serta undang-undang baru terkait partai-partai, pemilu, dan lain-lain.
2.         Piagam nasional tersebut harus direferendum.
3.      Dibentuk sebuah pemerintahan komprehensif yang melibatkan perwakilan dari seluruh kelompok masyarakat dan bertanggung jawab melaksanakan poin-poin dalam piagam tersebut.
4.  Undang-undang referendum disusun dan setelah ditetapkan, pemerintah bertanggung jawab menggelar pemilu parlemen baru sesuai dengan undang-undang baru yang telah disepekati.  Sebelum segala hal yang bersangkutan dengan UUD harus disebutkan kata ‘jika', yakni jika masalah tersebut telah disepakati dalam konferensi dialog nasional.
Tahap Ketiga;
1.         Dibentuk pemerintahan baru sesuai dengan UUD yang ada.
2.        Digelar konferensi rekonsiliasi nasional dan para oknum yang tertanggap dalam berbagai insiden diampuni sesuai dengan hak-hak sipil mereka.
3.     Rekonstruksi seluruh infrastruktur dimulai dan kerugian yang diderita warga akibat instabilitas harus diganti."
Usulan Bashar Al Assad terkait penangan krisis di Suriah di tolak mentah-mentah dan menuai kecaman oleh Amerika, Sekutu dan Oposisi. Departemen luar negeri AS mengatakan rencana perdamaian yang disampaikan Assad "menyimpang dari kenyataan", dan menyebutnya sebagai "upaya rezim untuk mempertahankan kekuasaan. Berbeda dengan sekutu utama Suriah, Rusia dan Iran dengan cepat mendukung usulan Bashar al Assad. Their Meysan mengibaratkan pidato Bashar Assad, seperti memukul tiga sasaran dengan sebuah batu   yang pertama  menegaskan kembali kedaulatan atas rakyatnya  hal yang di sangkal  oleh Barat dan monarki Teluk, yang kedua Bashar Al Assad  secara implisit mengingat bahwa ia adalah satu-satunya pemimpin yang memiliki legitimasi melalui kotak suara, dan ia mengguncang agenda.
Barat (Amerika serikat dan Sekutu)  menjauh dari proses politik dan demokrasi dengan mengadakan pemilu atau sebuah referendum maupun dialog Nasional (seperti yang di tawarkan Bashar Al Assad) yang diawasi olehh PBB mengenai masa depan Suriah. Bukankah sebuah mekanisme yang mudah untuk melengserkan Bashar Al Assad mengingat secara populasi di Suriah jumlah pengikut sunni jauh lebih besar dari pada pengikut Alawiyah (sekte Bashar al Assad)  yang hanya 12 persen. Salah satu kekuatan Bashar Al Assad adalah dukungan dari rakyatnya, tidak mungkin ia mampu bertahan sekuat apa pun Tentara yang ia miliki dan Persenjataan Pemusnah Massal yang konon setara dengan kekuatan nuklir Israel. Reuters pernah mengutip perkataan oposisi dari seseorang komandan di Tentara Pembebasan Suriah (FSA) bahwa Aleppo memiliki 70 persen dukungan bagi rezim Assad.
Barat memilih jalan lain, sebuah jalan mengikuti perintah lobi zionis Israel untuk menjinakkan Suriah dari seorang pemimpin yang membahayakan keamanan Israel. Tumbangnya rezim Bashar Al Assad setidaknya melemahkan poros perlawanan Iran dan Hizbullah maupun Hamas terhadap Israel. Dengan bantuan persenjataan dan pelatihan dari  Suriah, Israel menjadi “macan ompong”, ketika berhadapan dengan Hizbulllah dan Hamas. 
Atas nama Arab spring barat yang didukung oleh Turki, Qatar, Arab Saudi telah menyusupi suriah dengan gerombolan pemberontak yang terdiri dari tentara yang membelot yang menamai diri mereka dengan istilah Tentara Pembebasan Suriah (FSA) dan anasir-anasir  Al Qaeda seperti Front Nusra,
sebuah jalan walaupun berkali-kali menolak melakukan intervensi militer di Suriah dan begitu pula diikuti dengan NATO, sesungguhnya perang sudah di mulai dari perang menggunakan peluru dengan mempersenjatai dan melatih pemberontak, perang propaganda melalui media dan perang ekonomi melalui penjatuhan sangsi ekonomi oleh barat untuk Suriah. Amerika Serikat mengulangi kesalahannya di masa lampau menggunakan trik kotor untuk menggulingkan sebuah pemerintahan yang sah.  Bagi Amerika, sebuah negara yang baik adalah sebuah negara yang pro Amerika dan Israel jika tidak, negara tersebut akan mendapatkan julukan ‘’axis of evil’’ seperti gelar yang telah diberikan kepada Irak, Korea Utara dan Iran
Selama Assad memiliki dua sayap kekuatan kekuatan internal (pendukung yang solid baik sipil maupun angkatan bersenjata Suriah) dan eksternal (dukungan Rusia , China dan Iran serta Hizbullah baik diplomasi maupun Militer), Assad tetap terbang dan kokoh, serta percaya diri menggempur lawan-lawanya.
  MENANTI SENJA DI DAMASKUS  (ANTARA SENJATA DAN DIPLOMASI)
Perang masih berkecamuk antara pihak oposisi maupun militer Suriah yang di dukung kuat oleh Iran dan Hizbullah. Militer Suriah mengalami kemajuan signifikan merebut berbagai wilayah yang semula di kuasai Pemberontak. Pierre Khalaf peneliti senior Arab and international Center of strategic studies menyebutkan kemajuan militer Suriah di Idleb, Dara dan Homs. Harian Al manar (19/4) melansir 4.000 pemberontak tewas dan ribuan lainya terluka dalam waktu tiga minggu. Melihat keberhasilan militer Suriah tak ayal seorang  blogger menulis dengan nada sangat yakin ‘’Kemenangan Syria telah tiba”.  Masuknya hizbullah dalam pertempuran di Suriah memberikan kekuatan tersendiri bagi militer Suriah dan membuat para pemberontak semakin tidak percaya diri. Pada mulanya Oposisi mengancam akan melakukan perlawanan bersenjata kepada Hizbullah kemudian merucut menjadi meminta Hizbullah secara sukarela menarik diri dari konflik Suriah dan mendesak pemerintah Libanon untuk mengontrol wilayah perbatasan terkait Hizbullah.
Pukulan telak kembali mengenai para pemberontak berkat kerjasama yang baik antara serangan darat Hizbullah dan serangan Udara Militer Suriah menurut Rami Abdel Rahman dari Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia,  desa di qusayr dekat perbatasan Libanon yang telah setahun di kuasai pemberontak kini telah berhasil direbut militer Suriah. Jatuhnya  desa dekat perbatasan dengan libanon oleh Militer Suriah memberi keuntungan bagi militer Suriah untuk mengontrol salah satu pintu masuk pemberontak. Harian Israel, Haretz menyebut dengan berhasilnya militer Suriah merebut perbatasan libanon memperkuat kepentingan strategis Bashar al Assad karena menghubungkan Damaskus dengan kantong pantai Mediterania yang merupakan jantung dari  sekte Alawit.  Menanggapi kemajuan militer Suriah,  Presiden Suriah, Bashar Al Assad memberi pernyataan (22/4) Free Syrian Army (FSA) telah berakhir dan Damaskus saat ini tengah berperang melawan anasir kelompok teroris al-Qaeda.
Sejauh ini menanti senja di Damaskus belum dapat di lihat dengan kacamata diplomasi dan perdamaian. Liga Arab sebagai wadah pemersatu negara Arab telah kehilangan kredibilitas dengan mengambil langkah destruktif dengan memberikan izin untuk mempersenjatai dan memberikan kursi keterwakilan Suriah kepada pemberontak. Terlalu banyak kepentingan bermain di Suriah dari geopolitik, konspirasi zionis-AS dan sekutu, sekterian hingga panggilan suci. Sebaliknya senja di Damaskus masih menggunakan kacamata “senjata dan kekerasan”. Jika kemenangan di pihak pemberontak besar kemungkinan sejarah Afganistan akan berulang kepada Suriah, tidak hanya itu perperangan panjang dan melelahkan antar sekterian kemungkinan besar akan terjadi. Semangat kemenangan pemberontak di Suriah akan menjadi Gelombang besar yang akan menjalar keseantaro negara Timur Tengah. Sebaliknya kekalahan pemberontak akan berpengangruh pada terhambat atau mengecilnya pergerakan dan perkembangan gerakan ekstrimisme seperti Al-Qaeda di Timur Tengah. Pengamat timur tengah berpendapat kecil kemungkinan pemberontak berhasil mengalahkan Bashar Al Assad dari aspek kekuatan dan persenjataan militer. Pierre Khalaf menulis “Cepat atau lambat, Washington akan jatuh dan Assad akan memberitakan kemenangan dalam perang paling ganas yang pernah diluncurkan terhadap negara dalam sejarah modern”.
Senja di Damaskus dengan solusi politik itu yang kita tunggu, hentikan kekerasan dan pembunuhan, kita (umat muslim) sesungguhnya merupakan pihak yang sangat-sangat di rugikan, mereka (zionis- AS dan Sekutu) tertawa dan senang melihat pertikaian ini adalah pihak yang di untungkan.

Senin, 15 April 2013

Posisi kita di Suriah





Oleh : M. Jamil
Di sebuah situs jejaring sosial ketika berdiskusi kecil tentang Timur Tengah dengan tiba-tiba seorang teman berkomentar tentang Bashar Al Assad yang tak lain Syiah Nusairiyah. Saya hanya menanggapi Assad tak lain seorang sekuler, hal ini selaras dengan Ideologi Partai Baath tempat Bashar Assad bernaung serta dalam wawancaranya dengan harian Turki, Ia menyatakan “Ketika saya menyebut sekularisme, saya sedang berbicara tentang kebebasan agama dan praktik keagamaan. Wilayah kami terutama konservatif, kebanyakan orang yang religius dan mereka harus memiliki kebebasan untuk mempraktikkan ritual keagamaan mereka. Kita tidak harus berpikir sejenak bahwa ada kontradiksi antara etnis dan agama. Ini adalah esensi dari pemikiran kita tentang sekularisme”.
Sentiment anti Assad  begitu kentara di negeri ini, hal ini terlihat dari beberapa media-media Islam yang di dominasi oleh Sunni dengan lantang meneriakan bahwa Assad tak lain seorang penganut sekte Syiah Nushairiyah sebuah sekte yang di anggap sesat, kafir sehingga harus di perangi. Menarik sebelum pecah konflik di Suriah media-media tersebut tidak pernah atau katakanlah “jarang” menggugat Bashar Al Assad dengan keyakinannya. Bahkan terdapat media Islam khususnya sunni yang bersimpati dengan Suriah salah satunya karena Suriah merupakan salah satu negara penyokong perlawanan Hamas, dengan memberikan perlakuan istimewa kepada Politbiro Hamas Khaled Meshal di Damaskus dan sebagai tempat pengungsian besar bagi rakyat palestina. Hingga kemudian Penggunaan lebel “Mujahidin” pun digunakan untuk pemberontak dan sekte sesat alawiyah nushariyah untuk pemerintahan Bashar Al Assad.
Sintetis inilah yang digunakan oleh Intelektual Prancis Prof. Their meysan ketika menulis sebuah artikel yang menyatakan bahwa konflik Suriah bukan karena sebuah kediktatoran namun karena Bashar Al Assad adalah seorang Alawi (sebuah minoritas di suriah beraliran Syiah). Berbeda dengan Dr. Joserizal dalam artikelnya yang berjudul kenapa Suriah? menyebutkan bahwa alasan paling utama adalah untuk melemahkan gerakan perlawanan Hamas dan Hizbullah sehingga Suriah harus di jinakan dengan mengganti rezim saat ini. Suriah dan Iran diketahui mendukung gerakan perlawanan baik dalam dalam bentuk keuangan maupun militer. Walhasil, Their Meysan menyatakan Israel kini seperti macan kertas karena hanya mampu bertahan selama 33 hari melawan Hizbullah dan terakhir hanya mampu bertahan 8 hari ketika berhadapan dengan Hamas.
Siapa yang benar dan siapa yang salah? Yang jelas zionis dan barat tertawa lebar melihat Suriah pada saat ini.  Prof Michel Chossudovsky dalam artikelnya mencium gelagat busuk Amerika dan Zionis dalam krisis Suriah untuk membagi  Suriah menjadi  potongan-potongan negara kecil yang terdiri dari Negara Sunni, Alawit, Kristen dan Druze dengan tujuan utama mendorong perpecahan sektarian, yang pada akhirnya akan mengarah pada "perang saudara" meniru bekas Yugoslavia. Jika Suriah bagaikan sebuah Magnet besar yang mampu menarik ribuan ‘’mujahidin” untuk berperang atas nama agama melawan pemimpin zalim, pertanyaan paling mendasar mengapa tidak untuk Palestina yang di jajah oleh Israel? Al Qaeda dan anasirnya Jubhat Al Nusra yang beranggotakan ribuan orang berjihad di Suriah tak satu pun  bahu membahu berdatangan ke Gaza untuk melawan Israel.
Al Qaeda dan anasirya justru terindikasi buatan CIA,  Beberapa pengamat menilai Al Qaeda tak lain buatan Amerika yang di gunakan sebagai alat dengan fungsi sangat menakjubkan. Adalah Seorang perwira Prancis Mayor Pierre-Henri Bunel dalam artikel nya berjudul “ Al Qaeda: Database” menulis “Al-Qaeda, digunakan oleh Washington untuk mengacaukan dan menghancurkan negara-negara berdaulat, sementara mempertahankan ilusi musuh luar, yang mengancam keamanan Dunia Barat”. Begitu pula Fidel Castro secara terang-terangan mengatakan Osama bin Laden tak lain merupakan agen CIA .  Bukan hanya Al Qaeda, FSA yang konon disebut-sebut merupakan tentara desertir dengan jumlah ribuan personel yang membelot ternyata tak lain buatan CIA dan mendapat dukungan zionis. Intelijen Jerman dengan berani memberi informasi bahwa 95 persen dari para milisi FSA yang beroperasi di Suriah merupakan warga asing.
saya sangat mengkritik dan menentang keras tak kala atas nama Jihad melakukan tindakan kekerasan, membunuh seorang ulama Syech Al Bouti  seorang ulama sunni dan melakukan tindakan biadab dengan memotong kepala seorang ulama lainnya. saya juga sangat mengkritik dan menentang keras tak kala atas nama pemberatasan teroris melakukan pengeboman melukai hingga membunuh nyawa sipil tak berdosa. Ini harus di sudahi dan mari kita bicara perdamaian di Suriah dengan solusi politik tidak dengan kekerasan.