Rabu, 31 Oktober 2012

ULANG TAHUN



Oleh : M. Jamil

Malam jum’at itu aku terbangun dari tidur pulas, suara sumbang dan suara gitar itu sangat nyaring dan sangat mengganggu. Jam yang terpajang di dinding kamar sudah menunjukan jam setengah dua belas malam.
“gila jam segini masih menyanyi teriak-teriak, apakah mereka tidak sadar telah menganggu oranglain!lirih ku dalam hati”
Aku mencoba mengidentifikasi siapa dan dari arah mana sumber bunyi itu berada. Setelah beberapa saat barulah aku tau bahwa sumber bunyi itu berada tidak jauh dari rumah ku yaitu itu di warung tua  di sebelah rumah. Suara sang vokalis sumbang itu sangat  sangat khas ditelingaku.
‘’tunggu sebentar, hmm itu pasti suara si adin dan kawan-kawan!ungkap ku berbisik sambil menarik kembali selimut yang aku gunakan’’
-------------------------
sore hari setelah pulang kuliah aku tidak terlebih dahulu pulang kerumah langkah motor ku terhenti begitu melihat roro sedang asyik duduk di kios sambil memainkan gitar. Letak kios dan rumah ku tidak begitu jauh kira-kira tiga ratus meter;
‘’baru pulang kuliah kawan?ujar roro”
‘’iya bung, oh iya tadi malam suara pekikan si adin menyanyikan lagu sangat nyaring, walaupun terdapat suara kawan-kawan yang lain suara nya sungguh dominan dan membangunkan ku dari tidur!ujar ku sambil duduk disamping roro”
“malam itu hari ulang tahun nya ia menjamu kami dengan berbagai makan dan minuman mungkin itu wujud dari ekspresi kegembiraan di hari ulang tahunnya. Aku sempat menasehatinya untuk mengurangi volume suaranya!tapi engkau mengerti sendiri bagaimana watak si adin!balas roro sambil meletakan gitar di atas meja dan mengisap sebatang rokok”
‘’aku sudah hampir satu minggu tidak bertemu denganya, rutinitas perkuliahan membuatku harus mengurangi jadwal bertemu bersama teman di kios ini! aku kira setidaknya lain kali kita harus menasehati adin untuk tidak demikian, tidak enak dengan para tetangga yang tentunya terganggu, mudah-mudahan beberapa hari ini aku bisa bertemu dengannya!ujar ku sambil berdiri dari duduk bergegas untuk pulang”
‘’dia sudah jarang ke kios ini, ia lebih sering berada di desa Kuala Dua bersama teman-temannya semasa SMA nya dahulu!balas roro”
‘’oh begitu, mudah-mudahan saja aku nanti bisa bertemu dengannya! kalau begitu aku pulang dulu! balas ku sambil menghidupkan motor dan mengendarainya menuju rumah”
Malam minggu benar-benar di tunggu karena hari libur tanpa rutinitas perkuliahan, habis menunaikan kewajiban sholat isya aku berniat untuk ngumpul bersama tema-teman yang hampir beberapa bulan tidak pernah aku lakukan. Biasanya aku sering ngumpul bersama teman-teman termasuk si adin seorang teman akrab ku sewaktu kecil selain Roro, deni dan cecep sehabis isya di Kios milik Roro. Sebagai pengobat suntuk di kala tugas kuliah begitu menggigit .
Kami berempat memiliki karakter yang berbeda-beda, jika si adin seorang yang senang melucu dan bercanda lain halnya dengan roro yang sangat malas jika di ajak berolahraga dan lebih memilih tidur, lain halnya pula dengan Deni dan cecep seorang pribadi yang sangat ulet dan cekatan, lain hal pula dengan diriku yang tidak begitu menarik dari segi penampilan maupun nilai akademis.
Langkah kaki ku kembali terhenti ketika hendak keluar rumah, seorang tetangga baru bernama Rozi dari bumi pariaman mengajak ku berkeliling ke kota Pontianak menikmati alunan music di tepian sungai Kapuas. Nasi goreng special dan minuman kaleng menemani kami berdua menikmati indahnya pemandangan malam sungai Kapuas.
Ketika menikmati jamuan makanan lidahku terasa hambar dan perasaan ku sangat tidak enak serta ingin segera pulang. Aku pun mengutarakan hal tersebut kepada rozi untuk segera pulang. Setelah ia menghabisi makanannya barulah kami beranjak pulang.
Sebelum sampai dirumah kami menghentikan kendaraan kami di kios roro. Biasanya pada malam minggu banyak teman-teman yang ngumpul di kios namun hanya ada satu orang saja yang berada di kios roro yaitu cecep.

‘’kemana teman-teman yang lain? tanya ku kepada cecep”
‘’kerumah sakit!jawab cecep dengan nada lemah”
‘’siapa yang sakit? tanya ku kembali kepada cecep”
‘’bukan sakit tapi meninggal?balas cecep”
‘’siapa cep yang meninggal? ujar ku kepada cecep”
‘’adin teman kita, meninggal akibat tabrakan sesama motor dengan posisi berlawanan arah dengan kecepatan tinggi di depan yonif 643!balas cecep”
‘’apa? yang benar cep? tanya ku dengan perasaan sangat terkejut”
‘’ya benar! jawab cecep singkat”
“ kalau begitu aku segera menyusul kerumah sakit! ujarku sambil bergegas membalikan badan”
“sebaiknya jangan karena jenazahnya telah di bawa menggunakan ambulans, kita tunggu saja!balas cecep”

Benar saja, dari kejauhan bunyi sirene ambulans terdengar jelas, beberapa saat  kemudian melintas di hadapan kami. Kami bertiga bergegas dengan sepede motor mengikuti ambulans menuju rumah duka. warga  sekitar juga berkeluaran dari rumah mereka  dan mereka sangat terkejut perihal kejadian yang menimpa adin. Akhirnya ambulans tersebut tiba di rumah duka para petugas di bantu warga mengeluarkan jenazah adin dengan tandu, membawa masuk kedalam rumah.
Tampak jenazah teman ku semasa kecil terbujur kaku dengan beberapa luka di dahi dan di kaki. Menurut hasil otopsi dokter menyatakan kematian adin di akibatkan benturan keras di dada akibat kecelakaan. Aku memberanikan diri untuk mendekati dan melihat jenazahnya, tak terasa air mata ku menetes.
Tak terasa  Sembilan tahun telah berlalu semenjak meninggalnya adin di tahun 2004. Namun memory di sel otak ku masih merasakan dan teringat di kejadian malam itu menjelang hari ulang tahun terakhirnya hingga malam minggu kelabu. Beberapa kali aku pernah bermimpi bertemu dengannya dan serasa setengah sadar aku menanyakan bagaimana keadaannya di alam sana namun ia hanya terdiam.
Semoga Allah Mengampuni segala dosanya di luaskan kuburnya dari sempit, diberi cahaya tak kala gelap di tempat di sisi Allah SWT


Dedicated to Salahudin
In Memoryaam (Juni 1984- Juni 2004)


0 komentar:

Posting Komentar