Oleh: M. Jamil
mengganti kata perang
dengan kata Perdamaian bagi negara-negara di dunia dan khususnya di Timur Tengah,
mengganti kata terjajah menjadi Mardeka bagi palestina, menganti kata negara musuh menjadi sahabat-Iran, suriah Korea Utara,
Kuba
Empat tahun
yang lalu pada tanggal 27 Desember 2008 hingga 18 Januari 2009 Israel secara
membabi buta menggunakan senjata berat dari tank hingga penggunaan Fosfor putih
menyerang wilayah gaza dengan dalih aksi balasan terhadap serangan roket Hamas.
Dunia seakan diam dengan sebuah agresi biadab terhadap penduduk palestina,
otoritas dari PBB hingga Liga Arab pun dipertanyakan untuk mengakhiri
Pembantaian dengan jumlah korban di pihak palestina mencapai 1.300 jiwa.
Pada saat itu
pula Barack Obama terpilih sebagai Presiden Amerika Serikat dalam pemilu
presiden yang diadakan pada tanggal 4 November 2008 dan akan dilantik secara
resmi pada tanggal 20 Januari 2009. Mata umat muslim tertuju, menaruh harapan
baru terhadap Barack Obama yang note bene memiliki hubungan sangat dekat dengan
Dunia Islam. Harapan tersebut kandas
ketika Barack Obama menyatakan mendukung tindakan Israel melakukan pembantaian
di jalur Gaza, bukan hanya itu “Bila
petaka datang, saya berdiri di belakang Israel” ujar obama saat berpidato Pidato Obama Konferensi
AIPAC- kelompok lobi Zionis- di Washington.
Bukan rahasia
siapapun yang akan menjadi Presiden Amerika serikat dan semua cabang eksekutif
maupun legislative harus mendapat dukungan dari negeri Zionis, terutama dari
segi pendanaan. Besarnya biaya politik
di Amerika menjadi celah bagi AIPAC untuk mendanai atas nama pribadi maupun
Partai Politik. Jutaan dollar uang dari AIPAC mengalir ke Partai Demokrat
maupun Republik, sehingga menjadikan kebanyakan para politisi dan
eksekutif Negara Adi daya tersebut berasal
dari rahim yang di nafkahi oleh AIPAC. Tak heran mereka kemudian hari
menghasilkan kebijakan yang berkiblat kearah kepentingan Zionis Israel, "zionis first"
Obama tak
ubah dari pada pendahulunya bahkan mencapai prestasi yang sangat baik terhadap
rezim Zionis Israel. Salah satunya
meningkatkan bantuan militer kepada Zionis Isrel dan pengalokasian sejumlah
uang untuk pembiayaan sisitem pertahanan udara Iron Drome untuk mencegah
serangan roket dari pihak luar. Begitu pula dengan perdamaian Timur Tengah
Palestina masih menjadi bangsa yang terjajah. Begitu pula dengan wilayah timur
tengah lainnya seperti Suriah, Obama gagal menciptakan perdamaian dan demokrasi
malahan memperkeruh situasi dengan mempersenjatai Pemberontak Suriah serta memberi
bantuan pendanaan.
Negeri yang
menyatakan demokrasinya perlu ditiru justru memberi contoh buruk melakukan
delegitimasi terhadap suatu kekuasan yang sah dengan teror. Lain pula halnya
dengan Iran yang dicurigai membuat senjata pemusnah massal, dalam berbagai statement
Obama memilih pendekatan diplomatis dan
sangsi walaupun mengeyampingkan penggunaan militer namun pilihan tersebut tetap
di atas meja. Lobi–lobi zionis Israel
sangat gencar mengenjet Obama untuk segera menyerang fasilitas nuklir Iran. Dampak
serangan terhadap stabilitas Timur Tengah dan biaya yang sangat tinggi serta keamanan pasukan maupun 33 pangkalan militer yang menyebar di seluruh wilayah negara timur tengah, memaksa
Obama masih menggunakan akal sehat untuk tidak menyerang Iran. namun sayang Obama
kembali mengecewakan ketika mengatakan akan menggunakan senjata nuklir hanya
kepada dua negara yaitu Iran dan Korea Utara yang berujung pada protes Iran ke
Perserikatan bangsa-bangsa. Sangat di sayangkan sebuah statement yang sangat
bertentangan dengan sebuah kata yaitu Perdamaian.
Kali ini Barack Obama terpilih
kembali sebagai Presiden Amerika Serikat. Seperti telah diduga oleh banyak
pihak sebelumnya Obama akan berhasil mengalahkan pesaing utamanya dari partai
Republik, Mitt Romney. Dengan sangat cepat Perdana Menteri Israel Benyamin
Netanyahu memberikan ucapan selamat kepada Barack Obama karena terpilih kembali
sebagai presiden Amerika dan menyatakan “hubungan antara kedua negara akan
lebih kuat dari sebelumnya”. Benyamin Netanyahu tanpa malu-malu mengeluarkan statement
demikian walaupun sebelumnya ia mendukung kuat Mitt Romney sebagai Presiden. Apakah hubungan
antara kedua negara- Amerika dan Israel akan lebih kuat dari sebelumnya sesuai
dengan statement dari Benyamin Netanyahu pasca terpilihnya kembali Barack Obama?
saya hampir yakin terhadap ungkapan Benyamin Netayahu jika Barack Obama tidak
mengubah sikap dan mentalitasnya menghadapi zionis Israel. Sehingga mengganti
kata perang dengan kata Perdamaian bagi negara-negara di dunia dan khususnya di
Timur Tengah, mengganti kata terjajah menjadi Mardeka bagi palestina, menganti
kata negara musuh menjadi sahabat-Iran,
suriah Korea Utara, Kuba
0 komentar:
Posting Komentar