foto : Ilustrasi |
Oleh : M. Jamil
Sang Inspirator: Maulana Muhammad Ilyas
Al-Kandahlawy dari Tanah Hindustan
“Hanya perlu dua decade gerakan jamaah
tabligh benar-benar mengurita ke Asia Selatan, Asia Barat Daya, Asia Tenggara,
Afrika, Eropa, dan Amerika Utara sebuah pencapaian yang sangat menakjubkan (jml).”
Alhamdulillah,
segala puji bagi Allah merupakan ungkapan yang sangat tepat ketika diberi
kesempatan bertemu kembali dengan
seorang kawan lama di siang itu. Pertemuan tersebut terjadi tak kala penulis
singgah di sebuah warung sembako yang
cukup sederhana miliknya dimana ia
berusaha menghidupi istri dan kedua orang anaknya. Ali nama teman saya kali ini,
sosok yang menakjubkan dalam beribadah, sholat lima waktu selalu ia jalankan secara berjamaah di mesjid. Postur
tubuhnya tidak terlalu besar, memelihara jenggot, Mengenakan kaos oblong
bewarna putih dan celana panjang di bawah mata kaki serta kopiah bewarna putih.
Ia
mendapat atau memberi nama panggilannya menjadi Ali, tak kala ia memutuskan
untuk bergabung dengan salah satu kumpulan kaum muslim yang menyatakan komitmen
untuk mengikuti dan menjalankan secara konsisten ajaran hingga perilaku
Rasululullah secara totalitas tanpa terkecuali. Nama kelompok ini cukup beragam
dari Jamaah Tabligh, jamaah kompor, kaum atau orang Quba dan lain sebagainya namun sebutan Jamaah
tabligh lah yang paling populer.
Maulana Muhammad Ilyas Al-Kandahlawy |
Jamaah
tabligh didirikan oleh Maulana Muhammad Ilyas Al-Kandahlawy lahir 1886 di desa
Kandahlah kewilayah India. John L Esposito menulis ketika Maulana Muhammad
Ilyas Al-Kandahlawy memulai gerakan keagamaannya di Mewat, kebanyakan orang Meo
(salah satu etnis di mewat, dahulunya suku ini beragama hindu) adalah Muslim, tapi hanya namanya saja. Kemungkinan
besar hal ini terjadi karena rendahnya pengetahuan akan ajaran Agama terutama
dari segi tauhid, Ibadah maupun Muamalah. Sehingga mengantarkan kepada posisi yang
rentan dan mengkhawatirkan sehingga dapat menggeser ajaran agama dengan
kemusyrikan. Berangkat dari kegelisahnnya terhadap umat muslim di wilayahnya
Maulana Muhammad Ilyas Al-Kandahlawy menyerukan untuk menjadi muslim yang
kaffah (menunaikan semua rukun dan syari’ah seperti yang dicontohkan
Rasulullah). Bagaimana caranya? Maulana Muhammad Ilyas Al-Kandahlawy memulainya
tujuan mulianya melalui Masjid sebagai pusat peribadatan sekaligus pendidikan,
pengajaran, menuju muslim kaffah. Kemudian Maulana Muhammad Ilyas Al-Kandahlawy
merevisi gerakannya bukan hanya mesjid sebagai sarana tempat menyampaikan
ajaran Agama, tetapi tempat menyampaikan ajaran Agama melalui rumah-kerumah.
Hanya perlu dua decade gerakan jamaah tabligh benar-benar mengurita ke Asia
Selatan, Asia Barat Daya, Asia Tenggara, Afrika, Eropa, dan Amerika Utara sebuah
pencapaian yang sangat menakjubkan.
Dalam sebuah kelompok jamaah
tabligh terdapat seorang pemimimpin yang mereka sebut dengan sebutan Amir yang
mengkordinir dan bertanggung jawab atas segala aktifitas anggota kelompok.
Mereka melakukan segala aktifitas kesehariannya di dalam mesjid dan memiliki
jadwal tertentu untuk berkunjung ke
rumah-rumah penduduk di sekitar mesjid, baik sekedar bersilahturahmi
maupun ajakan untuk mengunjungi dan memakmurkan mesjid. Hingga kini pengikut
jamaah tabligh masih mempraktekan berpergian dari mesjid ke mesjid selama 3
hari hingga 4 bulan, untuk pengikut Jamaah Tabligh di Indonesia tak jarang
mereka melakukan perjalanan hingga keluar negeri seperti India, Pakistan dan
Bangladesh.
Maulana
Muhammad Ilyas Al-Kandahlawy dengan Jamaah Tablighnya benar-benar menjadi
inspirasi sejati bagi Ali menuju keridhaan sang Ilahi. Ali merasa keputusan
untuk bergabung dengan Jamaah tabligh merupakan pilihan tepat bahkan hidayah
baginya, “Insya Allah hingga akhir hayat”, ungkap pria yang menginjak umur 38
tahun ini dengan mata berkaca-kaca.
Kenangan Terindah di Pakistan: Memuliakan tamu dan sholat isya dan subuh
berjamaah
Bendera Pakistan |
setelah cukup lama tidak bertemu kami saling menyapa dan bertanya tentang keadaan masing-masing sambil duduk di kursi
kayu panjang di depan warung di pinggir jalan raya, sesekali kami melakukan
pembicaraan tentang keistimewaan dari berdagang (salah satu profesi yang di jalankan
Rasulullah) dan pembicaraan tentang keagamaan terkait perjalanannya sebagai
seorang tabligh ke wilayah Pakistan. Mendengar kata Pakistan membuat rasa ingin tau saya mengenai
keberagaman beragama, sosial cultural Pakistan. Saya bertanya kepada Ali,
terkait hal apa yang membuatnya paling
berkesan di Pakistan? Mendengar pertanyaan saya, dengan semangat Ali
menceritakan bahwa ada beberapa hal yang paling berkesan di Pakistan yaitu di
orang Pakistan khususnya disekitar mesjid
tempat ia melakukan kunjungan relegius (orang-orang jamaah tabligh
menyebutnya dengan istilah keluar) sangat memuliakan tamu. Lebih lanjut Ali
menceritakan kepada saya, begitu ia tiba di salah satu mesjid di
Pakistan, mereka menyuruh Ali dan rombongannya untuk makan bersama di rumahnya,
makanan yang di suguhkan kepada nya cukup mewah, tak tanggung-tangung sang
pemilik rumah menyembelihkan kambing dan di masak ala masakan khas Pakistan. Seperti
yang dituturkan Ali ia begitu terkejut dengan suguhan pemilik rumah berbanding
terbalik dengan rumah kediamannya yang dindingnya terbuat dari tanah liat, ia
meneteskan air mata dalam hatinya berbisik mungkin sang pemilik rumah saja
belum tentu bisa menikmati suguhan ini setiap hari bahkan sebulan sekali. Saya
kembali bertanya kepada Ali mengapa sang pemilik rumah melakukan hal demikian, terkait
dengan budaya orang-orang Pakistan atau bersifat personalitas individu ini terkait dengan pengetahuan dan
keyakinannya tentang Hadist yang berbunyi:
“Barangsiapa
yang beriman kepada Allah dan Hari Akhir, hendaknya memuliakan tamunya yaitu
jaizah-nya.” Para shahabat bertanya, “Apa yang dimaksud dengan jaizah itu, wahai Rasulullah?” Beliau
shalallahu ‘alaihi wasallam menjawab: “Jaizah
itu adalah menjamu satu hari satu malam (dengan jamuan yang lebih istimewa
dibanding hari yang setelahnya). Sedangkan penjamuan itu adalah tiga hari
adapun selebihnya adalah shadaqah.” (HR. Al Bukhari
no. 6135 dan Muslim, hadits dari Abu Syuraih Al
‘Adawi, lihat Fathul Bari hadits
no. 6135)
Ali dengan
sigap menjawab kemungkinan besar motif seorang tersebut berlandaskan kepada
Hadist, dan hal yang sangat jarang kkita temukan ditempat tinggal kita. Saya
kembali bertanya hal apa yang menarik di Pakistan selain hal tersebut diatas.
Ali kembali bercerita tentang kebiasaan sholat berjamaah di Pakistan, ia sangat
terkejut melihat orang-orang muslim melakukan sholat Subuh dan Isya secara berjamaah di
mesjid sama ramainya dengan sholat Jum’at. Sholat Isya dan Subuh secara
berjamaah memiliki keutamaan dan keistimewaan tersendiri seperti yang
terkandung dalam sebuah Hadist yang berbunyi;
Dari Abu Hurairah ra. Bahwasanya Rasululah
saw. Bersabda: “Seandainya manusian mengetahui keutamaan salah Isya’ dan Subuh
tentu mereka mendatangai keduanya (berjamaah), walaupun dengan merangkak
(HR. Bukhari dan Muslim)
Selain itu
sholat Isya dan Subuh secara berjamaah merupakan salah satu cara membedakan
orang mukmin dan munafik seperti dalam hadist yang berbunyi;
Dari
Abu Hurairah ra., ia berkata ” Rasulullah saw. Bersabda: “Tidak ada salah yg
lebih berat bagi orang-orang munafik melebihih dari salat Subuh dan Isya.
Seandainya mereka mengetahui keutamaan kedua salat itu, niscaya mereka
mendatangi keduanya (berjamaah), walaupun dg merangkat” (HR. Bukhari dan Muslim)
Saya sangat
terkejut mendengar cerita Ali tentang banyaknya jamaah sholat Isya dan Subuh
sama banyaknya dengan sholat jumat. Saya teringat dengan ungkapan seorang
pendeta Yahudi bahwa umat Islam akan mampu mengalahkan orang Yahudi jika jamaah
sholat Isya dan Subuh sama banyaknya dengan sholat jumat. Saya kembali berfikir
apakah ini memiliki korelasi dengan sebuaah hadist yang berbunyi;
“Rasulullah SAW bersabda, ‘’ (Pasukan yang
membawa) bendera hitam akan muncul dari Khurasan. Tak ada kekuatan yang mampu
menahan laju mereka dan mereka akhirnya akan mencapai Yerusalem, di tempat
itulah mereka akan mengibarkan benderanya.’’ (HRTurmidzi).
Khurasan
merupakan kata kunci bagi kehancuran bagi masa depan bangsa yahudi, jika di
telusuri wilayah khurasan cukup luas setidaknya terdapat beberapa negara
terindikasi ke wilayah khurasan yaitu kota Nishapur dan Tus wilayah Iran, Herat, Balkh, Kabul dan Ghazni wilayah Afghanistan, Merv dan Sanjan wilayah Turkmenistan, Samarkand dan Bukhara wilayah Uzbekistan, Khujand dan Panjakent wilayah Tajikistan, Balochistan wilayah Pakistan, Afghanistan, Iran. Apakah ungkapan pendeta Yahudi
tersebut memiliki korelasi dengan hadist di atas? Allahu alam bi sawab, namun
sekedar catatan Pakistan merupakan negara Islam pertama dan mungkin satu-satunya negara Islam secara terang-terangan mengakui memiliki persenjataan Nuklir sebuah sumber menyebut melebihi kepemilikan senjata nulkir India, dan
Presiden Pakistan pernah menyatakan akan membantu Iran jika di serang oleh
Israel yang senantiasa mengancam akan menyerang Iran.
Setelah
hampir satu jam berbicara dan berdiskusi, kisah perjalanan Ali di Pakistan
sangat menarik tak terasa kumandang azan
ashar bak pertanda kami harus menyudahi pembicaraan kami, saya pun memutuskan
untuk pulang kerumah untuk bertemu dengan orang tua yang sudah selama beberapa
bulan tidak bertemu. Setelah tiba dirumah saya berfikir perjalanan Ali “sang
Tabligh” sangat menarik untuk di tulis untuk sekedar menambah wawasan maupun
motivasi dalam beragama menuju keridhaan Allah SWT.
0 komentar:
Posting Komentar