Sabtu, 17 November 2012

ROKET FAJR 5 BERBICARA


Fajr 5 (Foto : MEHR)

KETIKA ROKET FAJR 5 BERBICARA
Oleh : M. Jamil



Pemerintahan Israel  yang sedang berkuasa di bawah Perdana Menteri Benyamin Netanyahu seolah kehabisan akal untuk memenangi Pemilu Knesset yang akan berlangsung pada tanggal 22 Januari 2013. Benyamin Netanyahu memilih jalan menumpahkan darah di wilayah Gaza dari pada melakukan berbagai kebijakan khususnya di bidang  ekonomi yang menjadi sorotan tajam warga Israel. Berdasarkan hasil survei yang dilakukan Latet sebuah  organisasi bantuan kemanusiaan Israel yang dilansir Press TV (17/10/12) menyatakan 75 persen warga Israel khawatirkan ekonomi mereka akan runtuh dan 78 persen dari mereka yang disurvei mengatakan rezim Tel Aviv tidak memiliki rencana memerangi kemiskinan dan kesenjangan sosial yang kian melebar.
 Penggunaan Gaza sebagai bulan-bulanan untuk menaikan elektibilitas politik atas nama keamanan kawasan tentunya dapat berdampak sebaliknya.  Bagaimana tidak, di luar perkiraan intelejin Israel kelompok perjuangan Palestina baik Hamas maupun Jihad Islam mampu menggemppur wilayah Tel Aviv dan Jarusalem dengan roket  serta menewaskan 3 orang penduduk Israel di wilayah Kiryat Malachi, sebuah kota yang terletak 30 km dari jalur Gaza. Keberhasilan para pejuang Gaza menggempur wilayah Tel Aviv tak lepas dari bantuan persenjataan Iran dengan mengirimkan roket Fajr 5 dengan kisaran 68-75 km sebelumnya hanya terdapat satu kali dalam sejarah Israel  mendaratnya rudal Scud milik Irak pada tahun 1991 atau sekitar 11 tahun lamanya Tel Aviv tak terjamah rudal maupun roket.
Warga Israel bersembunyi di dalam Bunker (foto : Haretz)
Fajr5 seolah menjawab  logika Benyamin Netanyahu tentang hubungan serangan militer ke Gaza akan elektabilitas politik menjelang Pemilihan Umum yang memiliki potensi menjadi berbanding terbalik dengan apa yang di harapkan. Hadirnya Fajar5 di Tel Aviv membuktikan system pertahanan canggih, Air Drome  masih belum dapat memberikan rasa aman kepada warga Israel. Bahkan  Webster Griffin Tarpley seorang pengamat dalam wawancaranya  dengan Pres TV berpendapat roket yang mampu memukul wilayah  Israel mengindikasikan  sistem pertahanan yang buruk. Tentu saja akibatnya Warga Israel mengalami ketakutan dan bersembunyi di dalam Bunker tak terkecuali Benyamin Netanyahu,  Bandara Ben Gurion pun di tutup dengan batas waktu yang belum di tentukan.  Hadirnya Fajr5 dalam peperangan kali ini seolah symbol pemersatu antara Sunni yang di wakili oleh gerakan perlawanan Palestina Jihad Islam dan Hamas dengan Iran yang bermazhab Syiah. Fajr5 juga membuat Israel berfikir ulang untuk melakukan serangan ke wilayah Iran maupun Suriah juga Hizbullah. Jika fajr5 membuat warga zionis ketakuatan dan kecemasan bagaimana dengan serangan balasan  Iran –jika Isreal menyerang Iran- yang di prediksi memiliki 300-400 rudal balistik yang mampu mencapai Tel Aviv. Begitu juga suriah, Netanyahu mengakui hanya dengan satu tembakan rudal Suriah dari posisi kelompok Hezbollah di Lebanon, 400.000 warga Tel Aviv bakal terbunuh. Hizbullah sendiri memiliki persediaan yang sangat fantastis baik dengan kisaran jumlah 40-50.000 rudal balistik yang mampu menghujani Tel Aviv serta wilayah padat di Israel lainnya.

Alangkah indahnya jika negara-negara arab dan negara Islam lainnya -sayang masih sebatas harapan (rujuk lah ke http://bekerjapadaproseskeabadian.blogspot.com/2012/11/the-power-of-hijrah-makna-historis-dan.html) bersatu padu dan berani untuk memberikan dukungan penuh terutama bantuan persenjataan seperti yang di lakukan oleh Iran kepada kelompok perjuangan Palestina. Kata kemardekaan bagi Palestina segera mungkin terwujud dan kemungkinan kecil Israel memiliki nyali memporak porandakan Gaza yang hingga kini (17/11) mengakibatkan 34 orang penduduk Gaza tewas ,dan puluhan lainnya luka-luka. Namun demikian prestasi pejuang Gaza, Hamas maupun Jihad Islam cukup meningkat dari menggempur Tel Aviv dengan Fajr5, menembak jatuh Drone atau pesawat tampak awak Israel bahkan Press TV melaporkan Pesawat tempur Israel F16 jatuh di tembak oleh pejuang Gaza.
Bagaimanapun genjatan senjata harus menjadikan agenda utama dari kedua belah pihak untuk mencegah semakin bertambahnya jumlah korban sipil di kedua pihak.

0 komentar:

Posting Komentar