Fajr 5 (Foto : MEHR) |
KETIKA ROKET FAJR 5 BERBICARA
Oleh : M. Jamil
Pemerintahan Israel yang sedang berkuasa di bawah Perdana Menteri Benyamin
Netanyahu seolah kehabisan akal untuk memenangi Pemilu Knesset yang akan
berlangsung pada tanggal 22 Januari 2013. Benyamin Netanyahu memilih jalan
menumpahkan darah di wilayah Gaza dari pada melakukan berbagai kebijakan khususnya
di bidang ekonomi yang menjadi sorotan
tajam warga Israel. Berdasarkan hasil survei yang dilakukan Latet sebuah organisasi bantuan kemanusiaan Israel yang
dilansir Press TV (17/10/12) menyatakan 75 persen warga Israel khawatirkan
ekonomi mereka akan runtuh dan 78 persen dari mereka yang disurvei mengatakan
rezim Tel Aviv tidak memiliki rencana memerangi kemiskinan dan kesenjangan
sosial yang kian melebar.
Penggunaan Gaza sebagai bulan-bulanan untuk
menaikan elektibilitas politik atas nama keamanan kawasan tentunya dapat
berdampak sebaliknya. Bagaimana tidak,
di luar perkiraan intelejin Israel kelompok perjuangan Palestina baik Hamas
maupun Jihad Islam mampu menggemppur wilayah Tel Aviv dan Jarusalem dengan
roket serta menewaskan 3 orang penduduk
Israel di wilayah Kiryat Malachi, sebuah kota yang terletak 30 km dari jalur
Gaza. Keberhasilan para pejuang Gaza menggempur wilayah Tel Aviv tak lepas dari
bantuan persenjataan Iran dengan mengirimkan roket Fajr 5 dengan kisaran 68-75
km sebelumnya hanya terdapat satu kali dalam sejarah Israel mendaratnya rudal Scud milik Irak pada tahun
1991 atau sekitar 11 tahun lamanya Tel Aviv tak terjamah rudal maupun roket.
Warga Israel bersembunyi di dalam Bunker (foto : Haretz) |
Fajr5 seolah menjawab logika Benyamin Netanyahu tentang hubungan serangan
militer ke Gaza akan elektabilitas politik menjelang Pemilihan Umum yang memiliki
potensi menjadi berbanding terbalik dengan apa yang di harapkan. Hadirnya Fajar5
di Tel Aviv membuktikan system pertahanan canggih, Air Drome masih belum dapat memberikan rasa aman kepada
warga Israel. Bahkan Webster Griffin
Tarpley seorang pengamat dalam wawancaranya dengan Pres TV berpendapat roket yang mampu memukul wilayah
Israel mengindikasikan sistem pertahanan yang buruk. Tentu saja
akibatnya Warga Israel mengalami ketakutan dan bersembunyi di dalam Bunker tak
terkecuali Benyamin Netanyahu, Bandara Ben Gurion pun di tutup dengan
batas waktu yang belum di tentukan. Hadirnya
Fajr5 dalam peperangan kali ini seolah symbol pemersatu antara Sunni yang di
wakili oleh gerakan perlawanan Palestina Jihad Islam dan Hamas dengan Iran yang
bermazhab Syiah. Fajr5 juga membuat Israel berfikir ulang untuk melakukan
serangan ke wilayah Iran maupun Suriah juga Hizbullah. Jika fajr5 membuat warga
zionis ketakuatan dan kecemasan bagaimana dengan serangan balasan Iran –jika Isreal menyerang Iran- yang di
prediksi memiliki 300-400 rudal balistik yang mampu mencapai Tel Aviv. Begitu
juga suriah, Netanyahu mengakui hanya dengan satu tembakan rudal Suriah dari
posisi kelompok Hezbollah di Lebanon, 400.000 warga Tel Aviv bakal terbunuh. Hizbullah
sendiri memiliki persediaan yang sangat fantastis baik dengan kisaran jumlah
40-50.000 rudal balistik yang mampu menghujani Tel Aviv serta wilayah padat di Israel
lainnya.
Alangkah indahnya jika negara-negara arab dan negara Islam lainnya -sayang masih sebatas harapan (rujuk lah ke http://bekerjapadaproseskeabadian.blogspot.com/2012/11/the-power-of-hijrah-makna-historis-dan.html) bersatu padu dan berani untuk memberikan dukungan penuh terutama bantuan persenjataan seperti yang di lakukan oleh Iran kepada kelompok perjuangan Palestina. Kata kemardekaan bagi Palestina segera mungkin terwujud dan kemungkinan kecil Israel memiliki nyali memporak porandakan Gaza yang hingga kini (17/11) mengakibatkan 34 orang penduduk Gaza tewas ,dan puluhan lainnya luka-luka. Namun demikian prestasi pejuang Gaza, Hamas maupun Jihad Islam cukup meningkat dari menggempur Tel Aviv dengan Fajr5, menembak jatuh Drone atau pesawat tampak awak Israel bahkan Press TV melaporkan Pesawat tempur Israel F16 jatuh di tembak oleh pejuang Gaza.
Bagaimanapun genjatan senjata
harus menjadikan agenda utama dari kedua belah pihak untuk mencegah semakin
bertambahnya jumlah korban sipil di kedua pihak.
0 komentar:
Posting Komentar