Jumat, 06 Juli 2012

BARA API DARI ANKARA “MENGOBAR PERANG” DI DAMASKUS



Oleh: M. Jamil
Pasca tertembaknya pesawat Phantom F4  (22/6) milik Turki oleh militer Suriah hubungan antara kedua negara semakin retak dan memicu kemarahan pihak Ankara. Kedua belah pihak memberikan berbagai argumen, mentri luar negri Turki  Ahmet Davutoglu mengeluarkan tiga  butir argumen; yang pertama  pesawat Phantom Turki ditembak di wilayah udara internasional yang berjarak 24 km dari garis pantai Suriah. yang kedua ia menegaskan bahwa Pesawat tempur tersebut tidak dilengkapi dengan persenjataan dan merupakan pesawat pengintai dan yang terakhir pesawat tempur tersebut  ditembak tanpa peringatan terlebih dulu. Pihak Suriah sebaliknya beragumen bahwa pesawat tempur tersebut telah masuk kedalam wilayah kedaulatan Suriah dan terdeteksi sebagai target yang tidak dikenal sehingga memerlukan respon pencegahan. 
kemudian Menteri  Informasi Suriah Omran Al Zubi kepada televisi berita Turki, A Haber, menyampaikan pesan damai, menegaskan bahwa Pesawat tempur milik Turki sangat mirip dengan pesawat tempur Israel yang nota bene musuh bebuyutan Suriah. Pernyataan  Omran Al Zubi tidak menyentuh tentang pesawat tempur tersebut  masuk atau tidak kewilayah Suriah. Harian Wall Street Journal melansir bahwa pesawat tempur Turki jatuh dan di tembak di wilayah Suriah.  ‘’ siapa sumbernya?’’ teriak perdana menteri Turki Recep Tayip Edogan   dengan emosional dan menantang Harian Wall Street Journal untuk membuktikan  seperti di lansir oleh Harian Turki Hurriyet daily (02/07/12) saat berada di Anatolia  provinsi Kayser . Erdogan bersikukuh bahwa pihak Suriah lah yang bersalah menembak Pesawat tempur Turki di wilayah perairan internasional. Menarik beberapa Harian  seperti Hurriyet daily juga melansir laporan dari Intelegen AS bahwa pesawat tempur Turki telah masuk kewilayah Suriah begitu juga harian Rusia Today yang melansir pernyataan militer Rusia yang menyatakan pesawat tempur Turki memasuki wilayah Suriah. bahkan Presiden Turki Abdullah Gul sebelumnya memberikan pernyataan bahwa pesawat tempur Turki lah yang memasuki wilayah Suriah.
Menanggapi penembakan Pesawat tempurnya Turki melakukan  dua  langkah awal pragmatis; yang pertama membahas permasalahan tersebut dalam pertemuan darurat NATO di Brussel (26/6). Mengingat  Turki merupakan anggota NATO maka Turki menggunakan pasal 4 perjanjian pembentukan NATO, yang memberikan hak kepada setiap Anggota untuk melakukan inisiatif pembahasan mengenai keamanan wilayah territorial mereka. Jika peristiwa penembakan di kategorikan sebagai penyerangan terhadap Turki maka  pasal 5 perjanjian pembentukan NATO memicu untuk diterapkan  yaitu serangan militer sepihak terhadap Suriah tanpa restu dewan keamanan PBB. Sekretaris  Jenderal Anders Fogh Rasmussen Dalam pertemuan tersebut hanya mengecam tindakan Suriah melakukan penembakan Pesawat tempur Turki seperti di lansir oleh harian China Post,  Anders Fogh Rasmussen menyatakan   ‘’Keamanan dari aliansi ini adalah tak terpisahkan. Kami berdiri bersama dengan Turki dalam semangat solidaritas kuat. Kami menganggap tindakan ini tidak dapat diterima dan sangat mengutuk peristiwa tersebut”.  Hasil akhir dalam pertemuan di Brussel pembahasan penggunaan pasal 5 tidak begitu mengemuka oleh anggota NATO. Begitu juga dalam situs Resminya, NATO tidak membahas  wacana penggunaan pasal 5 perjanjian pembentukan NATO.
Di sela-sela pertemuan di Brussel NATO juga menolak usulan Turki terhadap penerapan Zona larangan terbang di wilayah Suriah yang merupakan salah satu jalan menuju eskalasi Militer. Seperti yang dilansir oleh harian Turki Hurriyet Daily menyatakan seluruh anggota Aliansi NATO menolak usulan Turki terkait penetapan zona larangan terbang di Suriah. seorang diplomat menyatakan Untuk membuat zona larangan terbang memerlukan sejumlah besar jet tempur  dalam pertempuran dan tentu saja kita harus siap untuk menerima kerugian.

Truk militer Turki membawa baterai rudal di selatan provinsi Hatay 28/06 (foto; Pres TV)

kedua Turki melakukan eskalasi militer di wilayah perbatasan dengan mengirimkan pasukan darat, system rudal, hingga pengerahan 6 unit pesawat tempur F 16.
Sebuah sumber militer rusia-seperti yang dilansir oleh harian Hurriyet Dailly- menyatakam "Tindakan pesawat Turki itu tidak diragukan lagi merupakan  provokasi. Jika tidak bagaimana Anda menjelaskan kenyataan bahwa 2 buah jet tempur terbang melintas, meskipun singkat  ke wilayah udara Suriah Para kru hanya memiliki satu motif yaitu - untuk menguji  kesiapan sistem pertahanan udara Suriah dan itu memang ujian mereka-tertembak. Dan juga untuk melakukan pengintaian mengenai kekuatan dan kemampuan dari sistem pertahanan udara Suriah dari arah pantai-mediterania”.
S300 anti missil buatan Rusia
Oleh karena itu terdapat beberapa hal  yang melatarbelakangi Turki melakukan hal tersebut yang pertama adalah menguji system anti pertahanan Suriah. Pasca pengeboman reactor nuklir Suriah oleh Israel pada tahun 2007, suriah telah meningkatkan kemampuan pertahanan udaranya. Kemungkinan besar Suriah telah menggenggam S300 atau SA 10-istilah yang digunakan NATO- yang tak lain merupakan system pertahanan udara paling ampuh yang mampu melacak hingga 100 target dan menembaknya secara bersamaan, baik Pesawat tempur maupun  rudal Balistik dengan menembak Target dengan rudal. Profesor James Fetzer menyatakan “Suriah telah memperoleh peralatan militer yang sangat canggih termasuk baterai anti-rudal dan anti-pesawat yang mampu menembak jatuh rudal jelajah dan ICBM-jika terjadi penyerangan oleh pasukan NATO, mereka akan akan kehilangan pesawat di kanan dan di sebelah kiri-wilayah suriah. harian Israel arutz sheva (24/11/12) menyatakan bahwa Rusia sudah mengirim Suriah S300 dan seorang teknisi Rusia yang  di angkut melalui kapal perang Rusia. para pejabat keamanan Amerika seperti di kutip harian- Seatletime  mengatakan bahwa jatuhnya pesawat jet Turki menunjukkan militernya mampu memasang pertahanan canggih melawan musuh potensial dengan demikian sulit meng intervensi Suriah dengan cara yang digunakan pada Libya. Namun jatuhnya pesawat Turki bukan dikarenakan ditembak menggunakan S300, seperti yang diungkapkan oleh Presiden Bashar Assad yaitu dengan system antipesawat yang sangat kecil-kemungkinan SA 7-Harian Yediot Ahrnot melansir pernyataan pakar milliter yang menyatakan pesawat tempur Turki di tembak dengan menggunakan persejataan dari Iran.
Yang kedua sebagai dallih untuk melakukan intervensi militer terhadap Suriah dengan Turki sebagai Kuda Hitam. Mantan agen CIA Philip Giraldi menyatakan Turki sebagai wakil dari  AS, NATO yang bermain secara sembunyi-sembunyi di Suriah. Menteri luar negeri Ankara, Ahmet Davitoglu, telah secara terbuka mengakui bahwa negaranya siap untuk menyerang segera setelah ada kesepakatan di antara sekutu, Barat untuk melakukannya. Jauh sebelumnya para peneliti global research telah meramalkan Turki akan dijadikan kuda hitam dalam krisis Suriah. Sebelumnya Turki telah terlibat jauh dalam mencampuri dan ikut terlibat dalam kerusuhan di Suriah ungkap Prof. Micheal Chossudovsky.  Prof. Micheal Chossudovsky menyatakan Turki telah memasok senjata untuk suatu entitas yang terlibat dalam kejahatan terhadap kemanusiaan dan pembunuhan warga sipil di Suriah, yang kemudian disalahkan pada pemerintah Suriah. untuk menguatkan argumennya Prof. Micheal Chossudovsky kembali menegaskan “Ini telah didokumentasikan dalam berbagai laporan bahwa pembunuhan warga sipil adalah pekerjaan AS / NATO pasukan maut disponsori, yang dilepaskan di dalam wilayah Suriah”. Turki lebih efektif sebagai kuda hitam di bandingkan Israel dikarenakanTurki merupakan bagian dari anggota NATO, sehingga memicu NATO untuk ikut andil dalam krisis Suriah, di tambah lagi dengan letak geografis Turki yang berbatasan langsung dengan Suriah digunakan untuk memancing eskalasi militer di Suriah. jika menggunakan Israel tentunya akan membangkitkan kemarahan umat islam dan tidak mendapat simpatik dikalangan umat islam.  Prof. Micheal Chossudovsky menyebut Turki sebagai Pelayan setia bagi Amerika dan Israel, begitu juga Presiden Bashar Assad yang menilai Turki sebagai pelayan Israel dengan menempatkan system anti rudal NATO diwilayah Turki.
Presiden Bashar Assad saat di waancarai oleh harian Turki Cumhurriyet (foto:Cumhurriyet)
Menanggapi maneuver Turki, Presiden Bashar al Assad dalam wawancara dengan harian Turki Cumhurriyet (3/06) menyatakan “Serangan terhadap kita, di tanah kami akan dianggap sebagai serangan terhadap Suriah. Ketika sesuatu seperti itu terjadi kami akan menilainya, tapi saya harap tidak akan terjadi seperti itu”. Dalam wawancara tersebut Assad sekali lagi menegaskan bahwa pesawat tempur Turki telah terbang rendah-mungkin strategi untuk menghindari radar- dan memasuki wilayah Suriah yang merupakan Rute yang pernah dilalui Israel sebanyak 3 kali.  Untuk membuktikan dan menguatkan argumennya Bashar menyatakan bahwa pesawat tersebut ditembak dengan menggunakan system antipesawat yang sangat kecil dengan jarak tembak sekitar 2,5 km. Pernyataan Presiden Bashar al Assad langsung di bantah oleh Menteri luar negeri Turki Ahmet Davutoglu seperti dilansir oleh harian hurriyet daily (5/6) dan menyebut Bashar assad berbohong dan mengulangi secara tegas bahwa pesawat tempur Turki tidak memasuki wilayah Suriah.
Tantangan terbesar bagi Turki, NATO dan AS adalah Rusia dan Iran dalam krisis suriah. mereka menyadari bahwa Rusia dan Iran tidak akan tinggal diam menghadapi setiap agresi yang dilakukan terhadap Suriah. Rusia secara konsisten mendukung Bashar Assad dan menentang setiap agresi militer terhadap Suriah. konon Vladimir Putin telah menempatkan divisi 76 pasukan udara, Divisi Tentara ke15, serta pasukan khusus dari Brigade dari armada Laut Hitam, yang memiliki basis di Suriah pelabuhan Tartus. Dukungan Rusia kepada Suriah dikarenakan letak strategisi suriah yang berbatasan dengan Turki, Irak, Libanon, Israel dan merupakan salah satu benteng terakhir setelah Iran mengingat Amerika ‘’telah menguasai timur tengah’’ dengan menempatkan menempatkan 44 pangkalan militernya di wilayah timur tengah seperti di Pakistan, Kuwait, Bahrain, Qatar, Turki, Uzbekistan, Kyrgyzstan, Arab Saudi, Oman dan Turkmenistan. Jika benteng terakhir tersebut di rebut oleh AS dan Sekutu sangat sulit bagi Rusia dan China membendung eskalasi militer AS, sekutu dan menempatakan posisi Rusia dan china terkepung.
Bashar Assad saat kunjungannya ke Iran (foto;AP)
Mengenai dukungan iran terhadap suriah sangat pasti dan tanpa keraguan. Iran dan suriah menandatangani perjanjian pertahanan pada tahun 2005. Iran yang nota bene berbatasan langsung dengan Turki pernah mengancam untuk menyerang Turki jika Amerika dan Israel menyerang Iran. Uji coba rudal dengan kecepatan tinggi dalam latihan perang great prophet 7 baru-baru ini di klaim oleh militer iran sanggup menembus system pertahanan udara NATO ditengah meningkatnya ketegangan antara suriah dan Turki. James Fetzer mengklaim bahwa Iran memiliki rudal anti kapal canggih di dunia yang bisa menenggelamkan setiap kapal di Teluk [Persia] atau di Mediterania.
Suriah Scud missile yang mampu membawa hulu ledak kimia
 Kekuatan militer Suriah dari segi personel dan peralatan militer tidak dapat diremehkan.  Mitchell Bard dalam artikelnya mencatat bahwa suriah memiliki 380.000 personel laki-laki, dengan 130.000 pasukan cadangan memiliki Persenjataan sekitar 3.700 tank dan  pesawat tempur 510 buah-setara dengan kepemilikan pesawat Israel. Menurut Mitchell Bard suriah memiliki rudal Scud-D baru yang mampu membawa senjata kimia, yang dikembangkan dengan bantuan Korea Utara, yang memiliki jangkauan 300 mil  dan cukup untuk menutupi semua orang israel- dan tentunya juga Turki.  setidaknya terdapat Sembilan kali perperangan yang telah dilakukan oleh militer Suriah. selain itu para pengamat menyakini dan menempatkan Suriah dengan kapasitas pemilikan senjata dengan hulu ledak kimia terbesar di dunia seperti dilansir oleh harian VOA (22/06). Selain tantangan Rusia dan Iran serangan terhadap Suriah juga akan menyeret Hizbullah di Libanon. Hizbullah memiliki puluhan ribu rudal dan roket dan sangat setia kepada Iran dan Suriah
AS dan NATO hingga kini belum memberikan pernyataan resmi akan melakukan intervensi militer terhadap Suriah seperti libya, mungkin salah satunya terkait pertimbangan di atas. Seorang pengamat Timur tengah dengan nada mengejek mengungkapkan AS tidak akan berani menyerang Suriah dan Iran karena AS hanya berani terhadap negara yang lemah seperti Afganistan, Irak dan Libya. Turki tidak akan mulai menyerang Suriah karena pertimbangan-pertimbangan di atas, jika pun sewaktu-waktu itu dilakukan Turki tidak akan berani sendirian dan memastikan terlebih dahulu dukungan AS dan NATO .

2 komentar:

  1. emang betul kata ente kemaren mil, turki penjilat.
    semoga kita dilindungi dari orang2 munafik

    BalasHapus
  2. terkadang kesal gan seharusnya kite bersatu bukan jadi budak AS dan Zionis. turki sangat tau siapa yang di hadapi gan, menurut harian Israel perang yomkimppur suriah melawan Israel, israel nyaris kalah gan

    BalasHapus