Kamis, 27 Desember 2012

Waspadai penyakit Sombong.




Ilustrasi
Oleh : M. Jamil
Ketika membuka jejaring sosial penulis merasa sedikit terganggu dengan sebuah statement seseorang teman kepada teman lainnya. Statement tersebut muncul tak kala terjadi perbedaan pendapat yang mengarah bukan kepada objek yang di bicarakan melainkan menyerang subjek secara massif. Walhasil munculah kalimat ‘’tidak level” dari segi keilmuan dan  bukannya menyesali perbuatannya malah ia justru merasa puas terhadap apa yang ia telah lakukan terhadap temannya yang nota bene sesama muslim. Entah motif dendam pribadi atau alasan lain yang jelas perbuatan tersebut mengarah kepada perbuatan Sombong. Kesombongan yang paling buruk adalah orang yang menyombongkan diri di hadapan manusia dengan ilmunya, begitulah kecaman Al Imam Adz Dzahabi seorang  seorang ulama kelahiran Damaskus, Syiria. Ilmu dan sombong mempunyai potensi untuk menyatu dan pemisahnya hanya ketaqwaan kepada Allah dan Rasulullah yang di ikuti perasaan tawadhu atau rendah diri.
Jika sikap sombong merupakan sebuah sikap yang sangat di benci seluruh penduduk bumi mengapa pula kita harus mendekati dan mengamalkannya. Syech Salim Bin ‘Ied Al Hilali  dalam bukunya berjudul  “hakikat tawadu dan sombong” mengutarakan bahwa sesungguhnya dampak sombong itu begitu besar antara lain menghapus kehormatan serta menghapuskan bimbingan ahli ibadah ahli zuhud dan ulama bahkan kebanyakan orang umum. Sombong Berdasarkan Hadist yaitu menolak kebenaran dan meremehkan orang lain. Menolak kebenaran dalam arti menolak setiap ajaran, gagasan, saran maupun nasehat dari seorang walaupun ia mengetahui bahwa apayang telah di sampaikan tersebut mengandung kebenaran. Begitu pula dengan sikap meremehkan orang lain sebuah sikap yang menganggap pribadi, ajaran, gagasan, saran maupun nasehat nya lebih baik dari orang lain. 
Bukankah syetan berkata kepada Allah ‘’saya lebih baik dari dia” dengan dalih pembelaan ketika mendapat perintah sujud kepada Allah, terlebih syetan dengan maksud meremehkan adam berpendapat ia diciptakan dari api sedangkan adam berasal dari tanah  (baca surah al a’raf 12). Sah-sah saja seorang menganggap apa yang ia miliki lebih baik dari  yang orang lain miliki namun yang patut di garis bawahi ialah tidak diperbolehkan meremehkan dan merendahkan orang lain namun justru harus dibarengi dengan sikap syukur dan tawadhu kepada Allah.   
Seorang mukmin senantiasa di perintahkan oleh Allah SWT dan Rasulullah untuk menghindari diri dari penyakit sombong di antaranya terdapat dalam beberapa ayat Al qur’an  diantaranya;
 “Dan janganlah kamu memalingkan mukamu dari manusia (karena sombong) dan janganlah kamu berjalan di muka bumi dengan angkuh. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong lagi membanggakan diri.” (QS. Luqman:18)
Selanjutnya dalam surah An Nahal ayat 23;
 “Sesungguhnya Dia tidak menyukai orang-orang yang menyombongkan diri.”
Dan surah QS. Al A’raf : 146
Aku palingkan dari ayat-ayatKu orang-orang yang menyombongkan diri di muka bumi.” 
Dalam sebuah hadist, Haritsah bin Wahb Al Khuzai’i berkata bahwa ia mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda “Maukah kamu aku beritahu tentang penduduk neraka? Mereka semua adalah orang-orang keras lagi kasar, tamak lagi rakus, dan takabbur(sombong).“ (HR. Bukhari no. 4918 dan Muslim no. 2853).
Sehingga mari kita sesama muslim untuk menghindari penyakit sombong dan meningkatkan ketaatan kita kepada Allah dan Rasulullahnya dan dijauhkan dari siksa api neraka.

0 komentar:

Posting Komentar