Jumat, 01 Februari 2013

ANALISIS SERANGAN ISRAEL TERHADAP SURIAH







OLEH M. Jamil
Israel menyerang sebuah penelitian fasilitas penelitian militer (30/01) Suriah dan konvoi yang di curigai memiliki keterkaitan dengan transfer senjata suriah ke Hizbullah. Sebelumnya Israel berkali-kali mengancam akan menyerang Suriah di karenakan ketakutan akan persenjataan kimia Suriah jatuh ketangan kelompok perlawan Hizbullah. Suriah mengalami perang sipil karena terjadi berbagai kepentingan  barat (amerika, dan sekutu) dan Israel serta bebarapa negara arab seperti Arab Saudi, Qatar dan Turki (baca: http://bekerjapadaproseskeabadian.blogspot.com/2012/01/campur-tangan-asing-di-suriah.html )  atas nama Arab Spring berusaha menggulingkan Bashar Al Assad. Walaupun sejauh ini Bashar Al Assad masih bertengger sebagai presiden, barat dan Israel sangat mencemaskan dan memantau secara hati—hati agar persedian senjata pemusnah massal Suriah dalam bentuk sarin dan gas mustard tidak akan berada di tangan Hizbullah.
Barat, Israel, Arab Saudi, Qatar dan Turki menggunakan berbagai cara untuk mengganti rezim Bashar al Assad dengan dalih demokrasi  justru tidak menggunakan cara yang demokratis. Berbagai carapun ditempuh baik secara diplomatis maupun senjata, mengakui kelompok oposisi Suriah (SNC) sebagai wakil yang sah dari Suriah hingga mempersenjatai pemberontak seperti Tentara Pembebasan Suriah bahkan dengan ironisnya mendukung anasir  Al Qaeda seperti front Nusra. Pierre Khalaf seorang jurnalis libanon menyangsikan keberadaan FSA yang tak lain menurutnya gabungan antara Front Nusra dan beberapa sayap militer dari Ikhwanul Muslimin.
Sejauh ini kelompok oposisi suriah yang di gawangi Moaz khatib masih terjadi berbagai perpecahan, pertemuan terakhir di paris gagal membuah sebuah kesimpulan diantara para oposisi. Begitu pula dengan  pemberontak bersenjata, beberapa daerah yang di kuasai oleh pemberontak perlahan-lahan dapat di ambil alih oleh militer Suriah, tewasnya beberapa pemimpin kelompok bersenjata mempunyai nilai tersendiri bagi pelemahan perjuangan pemberontak. Penggunaan terror  di daerah Aleppo dengan bom mobil oleh pemberontak menunjukan  adanya pergesaran  kekuatan pemberontak. Impian menumbangkan Bashar Al Assad ala muamar khadafi tak semudah yang di bayangkan, militer Suriah tampak solid memberangus pemberontak dan menyita berbagai persenjataan yang di suplai oleh asing. Bashar Al Assad dengan percaya diri dan yakin jika negara asing berhenti mempersenjatai pemberontak hanya di perlukan waktu beberapa minggu untuk mengalahkannya. Jacques Neriah, seorang analis khusus untuk Timur Tengah di Pusat Yerusalem menyatakan Tentara Suriah masih berjuang dengan kekuatan bersatu dan lembaga-lembaga utama rezim masih berfungsi obyektif.
Apa lacur, apa yang di lakukan Barat dan Arab Saudi, Qatar dan Turki dengan SNC dan anasirnya terancam gagal,  Moaz khatib memberikan lampu hijau untuk berunding dengan pemerintah sebuah tindakan yang tidak mungkin di ambil ketika oposisi berada dalam posisi yang menguntungkan. mau tak mau Israel tentunya dengan kordinasi dengan Barat dan Arab Saudi, Qatar dan Turki turun tangan menghadapi Suriah dengan dalih senjata kimia dengan serangan pembuka menyerang fasilitas peneltian militer Suriah. Pasca kejadian pengeboman harian Al Manar mengungkapkan konspirasi  yang digelar di kota Tel Aviv serta dihadiri oleh Qatar dan Turki, dalam pertemuan itu kedua negara mendesak rezim Zionis Israel untuk melakukan intervensi langsung dan terbuka di Suriah.
Dapat dipastikan tindakan  Israel merupakan bentuk  provokasi,  agar Suriah terpancing melakukan serangan balasan sehingga terjadinya perang terbuka antara Suriah dan Israel serta peta menuju intervensi militer barat dan sekutunya. Global Research dalam sebuah artikelnya menyatakan  serangan Israel ke fasilitas penelitian  militer Suriah  merupakan sinyal dari fase baru dimana Barat sekutu NATO dan Israel akan mengabaikan hukum internasional dan kesopanan untuk memajukan agenda mereka sendiri neo-kolonial dan imperial. Di satu sisi pengamat menilai serangan Israel tersebut untuk memperlemah militer Suriah.
Walaupun Duta Besar Suriah untuk Lebanon Ini, Ali Abdel Karim menyatakan Suriah memiliki kemampuan untuk membalas serangan Israel dengan tiba-tiba, kecil kemungkinan Suriah akan membalas serangan Israel. Militer Suriah memiliki kekuatan yang mumpuni, salah satunya faktor konfrontasi dengan Israel sehingga mengharuskan Suriah membangun sebuah kekuatan militer yang kuat baik dari segi persenjataan maupun personel untuk mengimbangi Israel.  Sebagai contoh Pemilihan senjata kimia dan biologi untuk memperkuat militer Suriah sebuah keputusan yang di ambil untuk mengimbangi kemampuan senjata nuklir Israel. Pengalaman pahit Hitler membuka front baru dalam peperangan menghadapi Uni Sovyet pelajaran beharga dalam dunia militer. Suriah sedang berperang melawan pemberontak yang di dukung asing, menahan diri strategi jitu agar tidak terjebak dalam permainan licik musuh.

2 komentar:

  1. mil, rusia same iran gimana? cuma mengecam jak keh tindakan serangan tersebut?

    BalasHapus
  2. sejauh ini seperti itu gan, tapi Iran Rusia dan suriah sepertinya sudah mempersiapkan skenario terburuk jika terjadi invasi militer, Rusia sudah memasok rudal hipersonic Iskander 3 hari yang mampu menembus sistem pertahanan nato setelah turki menempatkan rudal patriot. ini strategi provokasi zionis dan barat serta negara arab yang frustasi gan dengan dua pendekatan di atas sebagai pembenaran eskalasi, suriah dan Iran kemugkinan akan menggunakan kekuatan hizbullah jika hendak membalas Israel, hitungan mundur di mulai gan untuk oposisi suriah

    BalasHapus