Oleh : M. Jamil
Paman Sam (AS) dan Anjing Gila (Israel) Mengamuk
di Persia?
“Israel
harus seperti anjing gila, yang terlalu berbahaya untuk diganggu.”
(Jenderal Moshe Dayan-- Mantan Menteri
Pertahanan Israel)
Dalam perang dunia ke II negara Ideologi
Komunis (Uni Soviet)dan Demokrasi liberal (AS, Inggris, Prancis dll) bersatu melawan Fasis (Jerman,
Italia dan Jepang). Pasca runtuhnya fasis dan komunis membawa Paman Sam muncul
sebagai kekuatan adidaya. Ditengah kedigdayaannya Paman Sam-salah satunya
dengan memiliki 5.000 hulu ledak nuklir- mulai melirik dunia Islam dengan
ketakutan dan kecemasaan akan kepemilikan senjata ‘’adi daya’’ hulu ledak
nuklir. Hal yang mengejutkan sebuah survey yang dilakukan oleh Gallup World
Affairs seperti yang di laporkan media Haret (20/02/12) Amerika menempatkan
Iran sebagai musuh nomor wahid. Hal yang menarik, mengapa bukan justru Rusia, dengan
memiliki kapasitas Hulu ledak Nuklir yang menyaingi dan mempunyai potensi
menghantam seluruh wilayah Amerika, atau negara China dan Korea Utara yang
telah dianggap saingan bahkan musuh dan tentunya memiliki hulu ledak nuklir.
Mengenai fenomena di atas, Asep Syamsul M. Romli dalam buku nya berjudul
“Demonologi Islam: upaya Barat membasmi kekuatan Islam ”menulis, pemilikan
teknologi dan senjata nuklir dengan dukungan akses politiknya jelas merupakan
ancaman yang dapat menggonjangkan stabilitas supremasi barat. laporan
hasil penelitian, Science-Metrix- sebuah perusahaan yang berbasis di Kanada-
menyimpulkan bahwa kemajuan ilmu pengetahuan di negara Iran sebelas kali lebih
cepat dibandingkan negara-negara lainnya di dunia. Iran -dahulu bernama Persia- merupakan sebuah negara dengan iklim
pengetahuan yang sangat baik dan salah
tempat lahirnya ilmu pengetahuan. Pasca masuknya Islam, Iran melahirkan banyak
ilmuwan terkenal - Jabir bin Hayyan, Kwarizmi,
Abu Mansur Muwaffaq, Muhammad ArRazi- dan momentum ini merupakan factor pendorong yang
sangat kuat bagi Iran (bangsa) untuk kembali kejayaan emas di bidang teknologi.
“Siapa yang menguasai teknologi maka dia menguasai dunia” ungkap Francis Bacon
dalam essaynya selaras apa yang di sampaikan
Asep Syamsul M. Romli.
ketakutan akan munculnya kekuatan Islam
(negara) yang menguasai teknologi dan nuklir serta tidak pro terhadap Amerika,
sekutunya dan Israel. Iran
sebagai salah satu target kecurigaan barat karena pencapaian teknologi dan
nuklir. Pencapaian teknologi Iran di berbagai bidang khususnya militer
sangat meresahkan AS dan sekutunya serta Israel. Israel berdalih merasa senantiasa terancam
apabila Iran memiliki senjata nuklir dan mengingatkan kembali akan holocost
atau pembantaian bangsa yahudi di masa lampau. Benyamin Netayahu dalam pidato
peringatan Holocaust seperti di lansir harian Israel, Yediot Ahrnot (19/04/12) memperingatkan
kembali ancaman Iran yang berhubungan dengan bangkitnya holocaust .
oleh karena itu Iran harus di cegah
dan merupakan ‘’menu’’
pembicaraan tingkat tinggi yang tak pernah lekang. Iran hanya memiliki dua
pilihan - jika membangkang- yaitu Sangsi dan serangan Militer. Sejauh ini
pilihan terbaik bagi pihak AS dan sekutunya adalah Sangsi, iran telah dikenakan
hingga 4 putaran sangsi PBB dengan di motori oleh As dan sekutunya.
Namun ‘’Sangsi internasional
terhadap iran tidak bekerja”, begitulah
ungkapan perdana mentri Israel Benyamin
Netayahu saat bertemu dengan Presiden Siprus Dimitris Christofias di Nicosia,
16 Februari 2012. Hal ini merupakan sinyal bagi Negara Zionis untuk memilih
opsi lain yaitu Agresi militer, persis yang pernah diucapkan oleh mentri
Pertahanan Israel, Ehud Barak. Ehud barak menyatakan opsi militer ke Iran harus
segera di pertimbangkan, jika Iran telah memiliki senjata nuklir menghadapi
Iran yang bersenjata nuklir akan jauh lebih rumit dan berbahaya, dan akan meminta
banyak nyawa. Iran bak sedang menganggu bahkan lebih dari itu bagi Israel dan Israel harus seperti anjing
gila, yang terlalu berbahaya untuk diganggu ungkap moshe Dayan mantan mentri
pertahanan Israel
keberhasilan Israel akan penghancuran reaktor Osirak milik Irak pada
tanggal 7 Juni 1981 dengan sandi operasi opera dan penghancuran reaktor Suriah
di
wilayah ez-Zor Deir pada tanggal 06
September 2007 dengan sandi operasi Orchad, seolah ingin dibangkitkan kembali
oleh Israel. Banyak pengamat
menyangsikan keberanian dan kesiapan Israel menyerang Iran tanpa bantuan Paman
Sam. Paman Sam walaupun menentang penggunaan opsi militer kepada Iran oleh
Israel, justru jauh sebelumya Paman Sam telah
mempersiapkan agenda peperangan dengan Iran.
Hal ini diungkapkan diungkapkan oleh Peneliti Global Researh, Michel
Chossudovsky dan Finian Cunningham dalam bukunya ”Globalisasi Perang: "Peta
Jalan Militer" Perang Dunia III menyatakan, “Peluncuran perang
langsung menggunakan hulu ledak nuklir terhadap Iran telah di papan gambar dari Pentagon sejak
tahun 2005. Bahkan menurut Michel
Chossudovsky pada tahun 2004 Amerika
Serikat telah memulai simulasi perang dengan Iran (fiktif) dengan menggunakan
senjata konvensional dan nuklir. Presiden Barack obama yang menyatakan tidak
akan menggunakan senjata nuklir kepada negara lain terkecuali Iran dan Korea
Utara. Pernyataan obama berujung pada protes Iran ke PBB namun hingga kini
tidak terdapat respon dari PBB. Rencana
penempatan misil sistem pertahanan misil
tunggal di Arab Saudi, Uni Emirat Arab, Bahrain, Oman, Kuwait, dan Qatar
–ironisnya sesama negara muslim- memiliki potensi untuk menyerang Iran.
Sejauh ini para petinggi Israel sudah membulatkan tekad untuk meyerang
Iran, perbedaan hanya terjadi mengenai kapan penyerangan akan dilangsungkan.
Presiden Israel Simon Peres seperti yang di lansir haretz (22/02/2012)
memberitahu Barack Obama bahwa Israel tidak menyerang Iran segera. Media Israel
‘’Jarusalem Post” melansir (04/04/2012) pernyataan petinggi militer Israel yang
enggan di sebutkan namanya menyatakan “Aksi militer Israel direncanakan tahun
ini, tetapi kemungkinan tertunda hingga 2013”.
Meir Dagan –mantan kepala Mossad- memperingatkan perdana Mentri Israel
untuk memilih opsi lain selain opsi militer dan mendesak untuk berhati-hati
jika memilih opsi militer bahkan Meir Dagan lebih memilih AS sendiri yang turun
tangan menghadapi Iran. sebuah survey Jajak
pendapat yang dilakukan oleh University of Maryland dan Institut Dahaf di
Israel pada 22-26 Februari menunjukkan bahwa hanya sebagian kecil warga Israel
mendukung serangan Iran tanpa dukungan AS.
Seperti yang di kemukakan di atas banyak pengamat menyangsikan
keberanian dan kesiapan Israel menyerang Iran tanpa bantuan Paman Sam, Israel
selalu menunjukan ke mata dunia bahwa mereka mampu melumpuhkan Iran tanpa
bantuan AS. Pensiunan jenderal Angkatan Udara AS, David A. Deptula seperti di
lansir Pres TV (10/03/2012) menyatakan Tel Aviv tidak memiliki peralatan
militer yang memadai, termasuk pesawat tempur yang cocok, untuk menyerang situs
nuklir Iran. keraguan juga datang dari
mantan direktur CIA, Michael Hayden menyatakan serangan udara untuk merusak
secara serius program nuklir Iran "berada di luar kapasitas" Israel. Salah satu kapasitas yang tidak di miliki Israel
adalah penggunaan bom untuk memborbadir situs nuklir Iran dengan target
utama di pengayaan uranium di Natanz dan
Fordo, reaktor air di Arak dan pembangkit yellowcake-conversion di Isfahan. analis pertahanan dari
Lexington Institute, Dan Goure mengatakan pesawat Israel hanya dapat membawa
bom seberat maksimal dari 2.000 pound setidaknya diperlukan 30.000 pound untuk
menghancurkan fasilitas nuklir Iran bawah tanah-dan hanya AS yang memiliki
kapasitas tersebut- selain itu kendala dan perdebatan mengenai jarak tempuh penyerangan
ke Iran sekitar 1600 km terkait
pengisian bahan bakar pesawat tempur dan rute penyerangan menjadi batu
sandungan Israel.
|
Peta Analisis dan Kesiapan Missile Iran |
Dari pemaparan di atas jelaslah Amerika dan Israel bukan hanya
memiliki niat tetapi jauh sebelumnya sudah mempersiapkan agenda peperangan
dengan Iran. Banyak pertanyaan mencuat, berapa biaya yang akan
dikeluarkan oleh AS dan berapa lama perang akan berlangsung? Sejauh ini Amerika
Serikat mengalami defisit anggaran sebesar US$1 triliun seperti yang di sampaikan oleh Kantor Urusan
Anggaran Kongres (COB) di Washington DC. Amerika Serikat melalui menteri
pertahanan nya Leon Panetta menyatakan adanya pemotongan anggaran milliter
hingga 10 tahun kedepan, konsekuensinya akan terjadi perampingan personel
militer, pemotongan gaji, bahkan leon Panetta
menghimbau angkatan udara untuk tidak terlalu sering terbang, demi menghemat
bahan bakar –namun Pemerintahan Obama dan Kongres AS tetap mengalokasikan
sebanyak $ 205.000.00 hingga $ 3,1 miliar untuk bantuan militer pada Israel.
Perang dengan Iran akan menambah defisit anggaran Amerika serikat kedepan hal
ini berpengaruh terhadap perekonomian Amerika Serikat, hal ini tentunya akan memicu
gelombang protes dan kekacauan di
Amerika serikat dan akan berpengaruh pada dukungan politik ke pada partai
bahkan capres Amerika Serikat kedepan. Hal yang tak kalah penting dan
menjadi pembicaraan petinggi Israel adalah sejauh mana reaksi balasan Iran
terhadap Israel, dengan nada meyakinkan pejabat tinggi IDF –Israel Defense
Force- menyatakan ‘’jika terjadi perang -dengan Iran- jumlah korban sipil yang tewas tidak lebih
dari 300 korban sipil. Sebelumnya Ehud Barak
Mentri pertahanan Israel menyebutkan
angka 500 korban sipil tewas jika terjadi perang dengan Iran. Namun kemudian Ehud
Barak merevisi pandangannya seperti seperti yang di lansir oleh IRNA, (13/4/2012) melaporkan, sebuah sumber AS
menulis, "Ehud Barak dalam kunjungan ke Washington, telah menyampaikan
kekhawatirannya kepada Gedung Putih terkait jatuhnya korban jiwa besar-besaran
di antara warga Zionis, terutama kematian lima ribu tentara jika Iran membalas
serangan. Dalam sebuah polling yang dilakukan oleh Haretz (26/03/2012) 63
persen responden -warga Israel- yakin bahwa mereka akan mengalami konsekuensi
yang sama dari serangan militer terhadap Iran yang dilakukan oleh Israel maupun
Amerika Serikat.
Bagiamana reaksi Iran jika
diserang? Ayatollah Ali Khamenei berikrar negrinya akan melakukan pembalasan
yang setimpal kepada Israel dan Amerika. Pasukan Garda Revolusi Iran telah menyiagakan rudal-rudal untuk melakukan
aksi balasan. Menteri Pertahanan Brigadir Jenderal Ahmad Vahidi mengatakan pada
27 November 2011, bahwa Israel tidak akan memiliki kesempatan minimal bertahan
hidup setelah melakukan serangan militer terhadap Iran, angkatan bersenjata
Iran akan menumbuk seluruh Israel dengan ribuan rudal. Serta menargetkan 44 pangkalan militer AS di Timur Tengah-hampir semuanya negara Sunni.
|
Pangkalan Milter AS di Timteng |
Iran telah beberapa kali melakukan latihan perang skala besar untuk
mengantisipasi setiap serangan dari uji coba rudal, rudal anti kapal, maneuver
pesawat tempur, hingga system pertahanan udara. System pertahanan udara dan
radar juga Factor yang sangat penting dalam membendung eskalasi rudal dan
pesawat tempur musuh. Iran telah mempersiapkan berbagai system pertahanan udara
- S-200, TORM 1, Mersad- bahkan Iran mengklaim telah memiliki system pertahanan
udara S-300 buatan Rusia yang di datangkan dari Belarus. Dengan S-300 supremasi
Pesawat tempur Israel dan Amerika akan terganjal. kemampuan Iran tidak dapat di
anggap remeh, terbukti militer Iran mampu menjatuhkan pesawat siluman Amerika
RQ 170 sentinel. Pada mulanya Amerika bergeming dengan kejadian tersebut,
penayangan pesawat siluman canggih
tersebut di televisi Iran membuat Amerika harus mengakui pesawat
tersebut berada dalam cengkraman militer Iran. Memerlukan keahlian yang sangat
khusus menjatuhkan pesawat tersebut, Amerika sempat mencurigai keterlibatan
teknologi Rusia. “Tidak ada yang membantu kami, ini hasil kerja keras para
Insiyur kami”, pekik para petinggi Garda Revolusi Iran. Barack Obama sempat
meminta Iran mengembalikan Pesawat RQ 170 namun dan pasti militer Iran menolak.
|
| |
|
| Garda Revolusi Iran memperlihatkan RQ 170 Sentinel |
Perang hanya merugikan Amerika
sebagai pelayan Zionis dan minim keuntungan bagi Amerika ungkap James
Petras. Pengalaman perang Irak,
Afganistan, dan terakhir Libya membutuhkan biaya yang sangat besar -perang
Libya pada 4 hari pertama Amerika menembakan 162 rudal tomhawk, sebuah rudal
tomhawk di hargai 1 juta dollar setara dengan 9 milyar rupiah hingga akhirnya
misi perang dilanjutkan oleh NATO- dan tidak ada yang tahu kapan berakhirnya
perang tersebut hanya sedikit sekali peperangan terjadi dalam waktu singkat. Alangkah tepat ungkapan Plato ‘’hanya orang
yang telah mati mengetahui kapan berakhirnya perang”. Perang kali ini bukan hanya melibatkan Amerika, sekutu dan Israel
versus Iran. Besar kemungkinan Rusia akan terlibat, Vladimir Putin menyatakan akan melakukan seluruh upaya guna mencegah
konflik militer baik di Iran atau sekitarnya. Jauh sebelumnya para pengamat
dari global research meyakini serangan Amerika, sekutu dan Israel ke Iran akan
menyeret Rusia dan China. Mayor Jenderal Zhang Zhaozhong berkomentar seperti di
lansir oleh NDTV, stasiun berita Cina bahwa, "China tidak akan ragu untuk
melindungi Iran bahkan dengan perang dunia ketiga. Tidak juga ketinggalan
Presiden Pakistan Asif Ali Zardari berikrar
akan mendukung Iran jika terjadi agresi asing terhadap negara itu. Suriah,
Hizbullah-sejauh ini memiliki 40.000 rudal dan roket- yang berafiliasi dengan
Iran di pastikan akan meramaikan peperangan ini dan kemungkinan juga gerakan
Hamas di Palestina. Jika ini terjadi –saya berdoa semoga tidak- Hassan
Nasrallah sekjen Hizbullah menyatakan
‘’Timur Tengah akan terbakar’’.
Kali dunia benar-benar berada dalam keadaan di ujung bencana, semoga perang tidak terjadi.
Alkitab mengatakan ada perang yang akan datang, antara AS dan Iran. Konsekuensi
akan menghancurkan AS
(www.bibleprohecy.net)