Oleh : M. Jamil
Titik Balik dan Program Rudal Iran.
Ini negara (Iran) dengan kemampuan yang
besar dalam teknologi rudal, biologi, nuklir dan teknologi laser (Ayatollah Ali
Khamenei)
Sebelum terjadi revolusi 1979 Iran di bawah rezim Syah memiliki
hubungan yang sangat baik dengan Amerika serikat bahkan Israel. Iran sendiri -
di bawah rezim Syah - tercatat sebagai negara yang mengakui keberadaan Israel
sebagai negara yang berdaulat. Pasca revolusi iran 1979 keadaannya berubah
hingga 360 derajat, Iran tidak mengakui keberadaan Israel, dan anti terhadap
Amerika. Di bawah pimpinan kharismatik Ayatulllah Ali Khomeni inilah Ideologi
anti Amerika dan Israel semakin berkembang dan bertahan hingga kini. Apapun
partainya di Iran baik pendukung pemerintah maupun oposisi Ideologinya tetap
sama. Begitu pula rakyat iran ideology ini sangat mendarah daging, salah satu
contoh keengganan beberapa atlet Iran yang beberapa kali menolak bertanding
dalam olimpiade bahkan satu kolam renang pun atlit iran ‘’tak sudi’’ bersama
atlet Israel dengan alasan yang sangat sederhana dan esensial ‘’kami tidak
mengakui Israel’’.
Revolusi iran mengalami tantangan, Kurang lebih satu tahun pasca
Revolusi Iran pada tahun 1980, Saddam Husin menyerang negri Persia tersebut
dengan dalih dapat membangkitkan perlawanan kaum syiah di Irak yang menurut
beberapa sumber independent merupakan mayoritas di Irak namun hal ini di tolak
tegas oleh Saddam Hussen. Iran yang masih berumur jagung dan hanya mengandalkan
peralatan peninggalan Syah Iran bebeda dengan Irak, persenjataan Saddam Hussen
yang cukup canggih di tambah lagi dengan dukungan persenjataan dari Amerika
Serikat dan beberapa negara Arab.. Salah satu sumber melaporkan korban tewas
mencapai 350.000 hingga 500.000 orang di
pihak Taheran dan 400.000 orang dipihak Irak .
Kelebihan Irak tak sebanding iran, Irak memiliki persedian rudal-rudal
scud yang cukup banyak dan mampu memukul kota-kota di Iran namun Iran tidak pernah menyerah kalah kepada Irak
walaupun memakan waktu hingga 8 tahun. Rakyat nya bersatu melawan agresi Irak
tanpa lelah dan takut akan keganasan Tank dan rudal Scud Irak. Ada benarnya
ungkapan Alexander yang Agung ‘’ Seandainya aku memiliki bala tentara yang
memiliki ego, Kesabaran dan keteguhan yang di miliki bangsa Persia pasti aku
akan menundukkan dunia”.
Dari perang
inilah salah satu titik balik dan pemicu Iran mengandrungi teknologi Rudal dan
semangat perang melawan agresi musuh. Iran sempat meminta dukungan teknologi
rudal Pakistan namun sayang Pakistan menolak memberikan. Pada awalnya Iran
mengadakan transaksi secara rahasia dengan Libya untuk memasok rudal Scud B.
dengan rudal Scud B dari Libya ini Iran mampu menargetkan Kota Baghdad sebagai
serangan balasan terhadap Irak. Hingga akhirnya korea Utara bersedia memasok
rudal Scud C yang menjadi cikal bakal Shahab 2, selain itu Korea Utara bersedia
untuk berbagi informasi mengenai teknologi Rudal. Namun Rusia dan China juga punya andil dalam penembangan
teknologi rudal hasilnya Iran mampu memodifikasi dan merancang sendiri
rudal-rudal jarak pendek (Shahab 1, Shahab 2, Fateh 110, Zelzal, Qiam 1) , menengah (Shahab 3, Ghadr 110, Sajjil, Fajr 3, ashoura) hingga jarak
jauh (shahab 4, Shahab 5). Selain program rudal iran juga bersemangat untuk
memodernisasi berbagai peralatan militer dengan mengutamakan kemandirian.
Mengenai pencapaian Teknologi Iran Tak ayal dalam pidato yang di sampaikan
kepada staf angkatan udara Iran pada
tanggal 08 Februari 2010, Ayatollah Ali Khamenei menyatakan “Ini negara (Iran) dengan kemampuan yang
besar dalam teknologi rudal, biologi, nuklir dan teknologi laser”
"Iran dengan mudah dapat melakukan
pengayaan uranium yang berfungsi untuk memproduksi senjata nuklir, Iran
memiliki kemampuan secara ilmiah dan teknologi untuk menghasilkan senjata
nuklir, namun Iran tidak akan pernah memilih jalan itu," (anggota parlemen
Iran, Gholamreza Mesbahi Moghadam, dalam situs parlemen Iran seperti dikutip Associated Press Sabtu, (7/4/2012)”.
Pada tanggal 2 Februari 2012 harian liberal Israel ‘’Haretz”
melansir pernyataan Kepala Intelijen Militer Mayor Jenderal Aviv Kochavi tentang sebanyak 200.000 rudal yang sedang
mengarah ke Israel dan menyatakan Militer Israel siap melakukan pencegahan
secara utuh. Di sela-sela pernyataan Kepala Intelijen Militer Mayor Jenderal
Aviv Kochavi menyatakan bahwa Iran mampu memperkaya uranium untuk membuat
hingga 4 bom atom lebih lanjut ia menyatakan keberhasilan kepemilikan senjata
nuklir oleh iran tergantung dari kehendak dan perintah pemimpin tertinggi iran
Ayatullah Ali Khamenei.
Silang pendapat terjadi dikalangan pengamat dan intelligent ‘’apakah
dan kapan iran membangun senjata nuklir?”. laporan CIA pada tahun 2007 yang
menyatakan Iran telah menghentikan program pengejaran senjata nuklir semenjak
tahun 2003. CIA kembali merilis Laporan pada tahun 2009 bahwa iran mampu
memproduksi senjata nuklir pada sebelum tahun 2013. kebanyakan Intelegent eropa meyakini Iran tetap
melanjutkan program nuklirnya.
Para pejabat tinggi Israel dan Intelegent Israel pun berbeda pendapat.
Di satu sisi pejabat tinggi Israel mengklaim mempunyai bukti otentik dengan
memperlihatkan citra satelit bahwa iran sedang mengembangkan senjata nuklir
dengan melakukan uji coba di situs militer Parchin, kecurigaan semakin
bertambah ketika Iran menolak badan atom PBB IAEA untuk berkunjung ke situs
Militer tersebut. kendati kemudian Iran memperbolehkan badan atom PBB (IAEA ) mengunjungi
situs tersebut, namun barat dan Israel mencurigai Iran mengulur waktu untuk
membersih kan sisa radio aktif uji coba senjata nuklir.
Mantan kepala IAEA, Hans Blix, dalam sebuah wawancara eksklusif dengan
jaringan berita Al Jazeera yang berbasis di Qatar, Hans Blix menyatakan bahwa
IAEA telah menerima informasi dari berbagai sumber, kebanyakan dari Amerika
Serikat dan Israel. Mengenai kunjungan ke situs militer di parchin, Hans Blix menuturkan,
tim inspektur telah beberapa kali mengunjungi situs itu. Ditambahkannya,
Parchin adalah sebuah situs militer dengan ribuan bangunan. Negara mana pun
tidak akan membiarkan inspektur internasional mendekati situs-situs militer
mereka. Lebih lanjut Hans Blix menuturkan Iran lebih terbuka tentang kegiatan
nuklirnya daripada kebanyakan negara lain.
Di sisi lain Mossad menyatakan tidak memiliki bukti yang cukup terhadap
program nuklir iran mengarah kepada pembuatan senjata nuklir. seperti yang
dilansir New York times, Mossad dan CIA sepakat bahwa Iran telah meninggalkan
Program nuklirnya mulai dari tahun 2007.
Ditengah
silang pendapat mengenai kecurigaan Program nuklir Iran, Seorang anggota parlemen Iran,
Gholamreza Mesbahi Moghadam, mengeluarkan statement tentang kemampuan serta
pengetahuan ilmiah yang dimiliki Iran untuk memproduksi senjata nuklir. Kontan
saja pernyataan Gholamreza Mesbahi Moghadam menimbulkan berbagai reaksi dari
para petinggi Israel dan seolah menambah keyakianan, kecurigaan dan ketakutan
akan kepemilikan senjata nuklir oleh Iran.
Iran senantiasa membantah sedang mengembangkan senjata nuklir,
pemimpin Tertinggi Spritual Iran menyatakan kepemilikan senjata nuklir termasuk
dosa besar tidak berguna dan berbahaya-Berbeda dengan Ayatullah Ali Khamenei,
Yusuf Qardawi seorang ulama kontemporer dalam bukunya ‘’Fiqh Jihad menyatakan
“Kepemilikan senjata nuklir bagi negara Muslim dalam hal untuk mencegah korban
penyerangan dari senjata nuklir merupakan suatu keharusan”.
Presiden Ahmadinejad juga membantah kecurigaan negara barat dan Israel
tentang pengembangan senjata nuklir. Presiden Ahmadinejad bahkan mengeluarkan
komentar bahwa jika Iran memutuskan untuk membuat senjata nuklir maka tidak
akan dilakukan secara rahasia namun secara terbuka.
kepemilikan atas senjata nuklir dapat di tempuh dengan dua cara yaitu
memproduksi sendiri melalui pengayaan uranium dan melakukan perdagangan gelap
senjata Nuklir. Sejauh ini Iran sudah melakukan pengayaan uranium hingga 20%,
untuk menghasilkan senjata nuklir diperlukan pengayaan uranium hingga 100%.
Seperti yang telah dikemukakan Iran telah memiliki pelontar -rudal- sebagai
sarana pendukung, hanya tinggal satu langkah lagi yaitu memasang pelontar tersebut
dengan hulu ledak nuklir Mengenai hal
yang terakhir yaitu melakukan
perdagangan gelap senjata Nuklir, Iran pun mengalami tuduhan serius terkait
pembelian 2 hingga 3 hulu ledak nuklir dari negara Kazakstan-bekas Uni Sovyet-
yang mewarisi sebanyak 1.400 hulu ledak nuklir dari uni soviet. Selain itu
tuduhan dari wikileaks yang menyatakan Iran telah menggenggam sebuah rudal dari
korea Utara BM-25, dapat membawa sebuah hulu ledak nuklir dan rudal itu
memiliki jarak tembak hingga 2.000 mil atau lebih dari 3.000 kilometer.
Sebuah editorial di Kayhan -seperti dikutip oleh The Washington Times
(27 Oktober, 2011) -, surat kabar Iran langsung di bawah pengawasan Kantor
Pemimpin Tertinggi Iran, memperingatkan bahwa jika Iran
diserang, akan ada ledakan nuklir di kota-kota Amerika. Jika pernyataan
tersebut benar dengan demikian Iran memang telah memiliki senjata nuklir baik
dengan memproduksi sendiri melalui pengayaan uranium maupun melakukan
perdagangan gelap senjata Nuklir. sejauh ini kontroversi kepemilikan Iran akan
senjata nuklir masih sulit di buktikan dan terkadang di besar-besarkan oleh
media massa milik AS dan Israel.
Missile BM 25 Korea Utara |
Samuel
Huntington dalam buku nya “Amerika dan Dunia” mengutip Pernyataan Menteri Pertahanan India ketika di tanya
tentang pelajaran dari Perang Teluk dengan
lugas ia menyatakan “jangan melawan Amerika Serikat, kecuali anda
memiliki senjata nuklir.
Kepemilikan
Iran atas senjata nuklir merupakan hal yang sangat tidak dapat diterima bagi
Israel dengan dalih mengancam eksistensi negri Zionis Israel, lain halnya
dengan Amerika dan sekutunya, berdalih Kepemilikan Iran atas senjata nuklir
memicu perlombaan senjata Nuklir di timur tengah. Namun alangkah ironis, Israel
sendiri memiliki sekitar 200 hulu ledak nuklir seperti yang dilansir oleh Bulletin of the Atomic Scientists
pada bulan Oktober 2002. Menurut sebagaian pengamat bahkan hingga kini Israel
bahkan memiliki 300-400 hulu ledak nuklir. Kehebohan kepemilikan Israel atas
senjata nuklir jauh sebelumnya seperti yang pernah di beritakan oleh koran Inggris
The Sunday
Times 5 Oktober 1986. The Sunday
Times melaporkan pemberitaan terkait pengakuan seorang mantan
teknisi nuklir Israel, Mordechai Vanunu. Mordechai Vanunu -dan diterbitkan oleh The Sunday Times- mengatakan bahwa Israel memiliki 100 hulu
ledak nuklir. Isu Kepemilikan senjata nuklir tidak pernah diakui maupun di bantah oleh
Israel. Jika benar Israel 200-400 hulu ledak nuklir maka melebihi kepemilikan
senjata Nuklir yang di miliki oleh Inggris dan China.
The Sunday Times Mengungkapkan Nuklir Israel |
Kepemilikan atas senjata nuklir justru tidak membuat Israel merasa
makin berani dan percaya diri terhadap negara-negara lain di timur tengah pada
umumnya dan Iran pada khususnya. Terbukti Israel melakukan serangkaian tindakan
pencegahan dengan segala cara, dari penggunan virus Stuknet terhadap instalasi
Nuklir Iran hingga pembunuhan Ilmuwan Nuklir Iran. Artinya Israel saja yang
mempunyai senjata Nuklir sendiri takut akan ‘’keganasan’’senjata nuklir.
Berbeda dengan Iran, Israel bukan
merupakan anggota Perjanjian Nonproliferasi Nuklir,
memicu perlombaan senjata di timur tengah, ancaman bagi eksistensi negara lain
dan celakanya PBB sendiri tidak ada keberanian untuk memaksa Israel menandatangani
Perjanjian Nonproliferasi Nuklir
dan melucuti senjata Israel.
Pada tahun 2011 organisasi
Friedrich Ebert Foundation yang berbasis di Berlin, Jerman,menyampaikan hasil
survey yaitu lebih dari 50 persen warga Eropa yakin bahwa Israel merupakan
ancaman paling serius bagi keamanan global. Peraih nobel dengan berani -Gunter
Grass- menyatakan Israel sebagai ancaman bagi perdamaian dunia dan mengecam
kemunafikan negara-negara Barat atas senjata nuklir Israel
Yang paling aku suke : organisasi Friedrich Ebert Foundation yang berbasis di Berlin, Jerman,menyampaikan hasil survey yaitu lebih dari 50 persen warga Eropa yakin bahwa Israel merupakan ancaman paling serius bagi keamanan global. Peraih nobel dengan berani -Gunter Grass- menyatakan Israel sebagai ancaman bagi perdamaian dunia dan mengecam kemunafikan negara-negara Barat atas senjata nuklir Israel
BalasHapusharetz melansir gan meragukan 10 tahun kedepan eksistensi Israel bukan karena serangan militer tapi pengucilan masyrakat international karena ke biadaban dan keagresifan israel atas wilyag gaza dan tepi barat
BalasHapus