Coel melaju dijalan raya dengan motor andalannya
merk Vega R dari rumah kontrakan menuju kantor tempat ia bekerja. Mengenakan
celana pendek dengan kaos putih, tak ketinggalan tas laptop merek acer bak teman akrab yang senantiasa melakat
kuat di bahu coel. Di sela-sela perjalanan dalam otak coel telah tertulis daftar menu pekerjaan
yang akan diselasaikan malam ini. Maklum beberapa hari lagi tim pengawas dari
pusat akan tiba dan tentunya coel ingin menjaga reputasinya sebagai salah
satu juru kunci pemegang keuangan kantor.
Setelah tiba dipelataran kantor, tubuh coel melenggong
sambil melangkah kecil berperlahan melangkah ke pintu utama halaman kantor
berupa ruko dua lantai berukuran kira-kira 10x20 m. Coel bergegas mengenggam
gagang pintu dan memutar 180 derajat gagang tersebut dengan maksud ingin
membuka pintu. Apa daya ternyata pintu terkunci, entah penjaga malam yang sudah
tiba dan mengunci dari dalam kantor atau mungkin ia belum tiba untuk menunaikan
tugasnya, ujar coel dalam hati. Tiba-tiba Coel merasa mendengar sebuah
percakapan seseorang dari dalam kantor. Dugaannya kuat penjaga malam telah tiba dan sedang
berada di dalam kantor. Coel pun ingin memastikan, dua buah bola matanya
berusaha menyelinap menembus tirai dibalik jendala kaca. Walhasil matanya
berhasil melirik kedalam dari jendela kaca di sela-sela celah kecil tabir biru
namun mata tajam coel tak mendapatkan ada satupun mahluk adam dari dalam
ruangan kantor.
ia mengeluarkan Handphone dari sakunya dan
menghubungi nomor penjaga malam. Setelah
menghubungi penjaga malam alangkah
terkejutnya coel ketika mengetahui keberadaan penjaga malam sedang di sebuah
pasar. Bulu kuduknya merinding, keringat jagung tak dapat di hindari, ia
berlari kecil meninggalkan pintu utama kantor semabari melihat ke kanan kiri
dan seberang jalan kan
Coel semakin penasaran, rasa ingin tahunya seolah
ingin menyaingi Socrates, Plato bahkan Aristoteles mengenai kebenaran Absolut. Namun
ia bukanlah seorang Socrates, Plato bahkan Aristoteles yang mengedepankan
pemikiran secara totalitas. Coel mungkin seorang korban dari perfilman di negeri
ini yang mengusung tema hantu, dari hantu
perawan, hantu datang bulan hantu beranak dari kubur dan hantu lain-lain yang ironisnya mampu menghilangkan nyawa manusia.
Tak selang berapa lama terlihat oleh coel di sebuah
warung tak jauh dari seberang jalan seorang rekan kantornya-Satria- yang sedang
mengobrol dengan pemilik warung-pak dziki. Langkah kakinya cepat menuju warung.
Dengan nafas tersendat-sendat ia tiba diwarung dan duduk disamping satria dan
tepat menghadap pak dizki.
“Ada apa
coel?tanya Satria”
“Aneh bang, kamek dengar ada
percakapan dari dalam kantor bang?Abang sudah lama di sini bang? Lanjut coel”
“hmmm,hahhaha itu mungkin suara
dari sebelah ruko coel!ya, baru jak sampai 15 menit lalu, penjaga malam belum
datang, abang pun ada pekerjaan yang harus di selesaikan dan malam ini dan harus selesai”
‘’iye bang, abang tak
cayak-percaya-!
satria tersenyum mendengar celotehan coel.
Melihat ketakutan Coel, pak dizki pemilik warung menghela coel. Pak dizki
duduk dengan tenang dikursi malasnya, perawakannya cukup besar dengan
mengenakan baju ‘’koko’’ panjang ukuran triple Xl warna coklat, di tambah aksesoris kopiah
haji hitam tepat bertengger di kepalanya. Kalau di lihat dari jarak jauh pak dizki bak terlihat seperti para Mullah di
Iran. Tepat di depan meja terlihat sebuah kitab, entah kitab Al Hikam karya
Ibnu Atailah atau kitab “kuning’ tanpa harakat. Ia terlihat ‘’bising melihat
gerak-gerik dan celoteh coel tentang mahluk asral-jin dkk- sehingga memaksa ia
untuk menghardik
Kamu agama apa?tanya pak dizki
dengan nada keras”
“Iiiislam pak!balas coel, gugup
dan terkejut”
“Kamu sholat?”
“Sholat lah pak!tangkis coel”
‘’Kalau begitu mengapa engkau
takut?”
“Iyelah pak”, tadak ade orang
suare yak ade!ungkap coel wajar”
“Seorang yang beragama tidak
perlu takut, ia hanya takut kepada Allah, jin memang ada AlQur’an menyebutkan keberadaan
mereka dan tujuan keberadaan mereka bukan untuk ditakuti!!!pamungkas pak dizki’’
Satria rekan sejawat coel mencoba menasehati coel dengan mengatakan
mungkin ia sedang berhalusinasi walaupun kejadian tersebut benar yang jelas kita
jangan takut terhadap hantu sembari membenarkan wasiat pak dizki, satria berkata pada coel;
''oh iye Coel ada sebuah hadist yang diriwayatkan oleh Imam Baihaqi yang berbunyi "barang siapa yang takut kepada Allah maka Allah menjadikan segala sesuatu takut kepadanya. Barang siapa yang tidak takut kepada Allah maka Allah menjadikannya takut dengan segala sesuatu"
" oleh karena itu coel-lanjut Satria- kita alangkah indah jika menempatkan rasa takut hanya kepada Allah bahkan Allah menjanjikan siapa yang takut kepadanya terhindar dari siksa neraka seperti bunyi sebuah hadist yang menyatakan ''dua mata yang diharamkan api neraka yaitu mata yang menangis karena takut kepada Allah dan mata yang menjaga serta mengawasi Islam dan umat nya dari (gangguan) kaum kafir (HR. Bukhari)"
pak dizki dan coel sangat menikmati kalimat-kalimat hadist yang di sampaikan oleh Satria dan coel mengirimkan sebuah simbol dengan mengangguk-angguk, rasa takutnya sedikit terkikis terkena siraman hadist-hadist yang dilontarkan satria.
Petugas malam pun tiba dan mereka berdua meninggalkan jejak di warung pak dizki kembali menuju ke kantor mengerjakan sesuatu yang telah direncanakan.
''oh iye Coel ada sebuah hadist yang diriwayatkan oleh Imam Baihaqi yang berbunyi "barang siapa yang takut kepada Allah maka Allah menjadikan segala sesuatu takut kepadanya. Barang siapa yang tidak takut kepada Allah maka Allah menjadikannya takut dengan segala sesuatu"
" oleh karena itu coel-lanjut Satria- kita alangkah indah jika menempatkan rasa takut hanya kepada Allah bahkan Allah menjanjikan siapa yang takut kepadanya terhindar dari siksa neraka seperti bunyi sebuah hadist yang menyatakan ''dua mata yang diharamkan api neraka yaitu mata yang menangis karena takut kepada Allah dan mata yang menjaga serta mengawasi Islam dan umat nya dari (gangguan) kaum kafir (HR. Bukhari)"
pak dizki dan coel sangat menikmati kalimat-kalimat hadist yang di sampaikan oleh Satria dan coel mengirimkan sebuah simbol dengan mengangguk-angguk, rasa takutnya sedikit terkikis terkena siraman hadist-hadist yang dilontarkan satria.
Petugas malam pun tiba dan mereka berdua meninggalkan jejak di warung pak dizki kembali menuju ke kantor mengerjakan sesuatu yang telah direncanakan.
inspiratif bro...
BalasHapusjadi semangat nulis walaupun waktu semakin sempit dijepit oleh "pilkadal".. mudah2an ini bukan alasan saye untuk terus berkaryae. oh ye. saye suke alur ceritenye