Senin, 15 April 2013

Posisi kita di Suriah





Oleh : M. Jamil
Di sebuah situs jejaring sosial ketika berdiskusi kecil tentang Timur Tengah dengan tiba-tiba seorang teman berkomentar tentang Bashar Al Assad yang tak lain Syiah Nusairiyah. Saya hanya menanggapi Assad tak lain seorang sekuler, hal ini selaras dengan Ideologi Partai Baath tempat Bashar Assad bernaung serta dalam wawancaranya dengan harian Turki, Ia menyatakan “Ketika saya menyebut sekularisme, saya sedang berbicara tentang kebebasan agama dan praktik keagamaan. Wilayah kami terutama konservatif, kebanyakan orang yang religius dan mereka harus memiliki kebebasan untuk mempraktikkan ritual keagamaan mereka. Kita tidak harus berpikir sejenak bahwa ada kontradiksi antara etnis dan agama. Ini adalah esensi dari pemikiran kita tentang sekularisme”.
Sentiment anti Assad  begitu kentara di negeri ini, hal ini terlihat dari beberapa media-media Islam yang di dominasi oleh Sunni dengan lantang meneriakan bahwa Assad tak lain seorang penganut sekte Syiah Nushairiyah sebuah sekte yang di anggap sesat, kafir sehingga harus di perangi. Menarik sebelum pecah konflik di Suriah media-media tersebut tidak pernah atau katakanlah “jarang” menggugat Bashar Al Assad dengan keyakinannya. Bahkan terdapat media Islam khususnya sunni yang bersimpati dengan Suriah salah satunya karena Suriah merupakan salah satu negara penyokong perlawanan Hamas, dengan memberikan perlakuan istimewa kepada Politbiro Hamas Khaled Meshal di Damaskus dan sebagai tempat pengungsian besar bagi rakyat palestina. Hingga kemudian Penggunaan lebel “Mujahidin” pun digunakan untuk pemberontak dan sekte sesat alawiyah nushariyah untuk pemerintahan Bashar Al Assad.
Sintetis inilah yang digunakan oleh Intelektual Prancis Prof. Their meysan ketika menulis sebuah artikel yang menyatakan bahwa konflik Suriah bukan karena sebuah kediktatoran namun karena Bashar Al Assad adalah seorang Alawi (sebuah minoritas di suriah beraliran Syiah). Berbeda dengan Dr. Joserizal dalam artikelnya yang berjudul kenapa Suriah? menyebutkan bahwa alasan paling utama adalah untuk melemahkan gerakan perlawanan Hamas dan Hizbullah sehingga Suriah harus di jinakan dengan mengganti rezim saat ini. Suriah dan Iran diketahui mendukung gerakan perlawanan baik dalam dalam bentuk keuangan maupun militer. Walhasil, Their Meysan menyatakan Israel kini seperti macan kertas karena hanya mampu bertahan selama 33 hari melawan Hizbullah dan terakhir hanya mampu bertahan 8 hari ketika berhadapan dengan Hamas.
Siapa yang benar dan siapa yang salah? Yang jelas zionis dan barat tertawa lebar melihat Suriah pada saat ini.  Prof Michel Chossudovsky dalam artikelnya mencium gelagat busuk Amerika dan Zionis dalam krisis Suriah untuk membagi  Suriah menjadi  potongan-potongan negara kecil yang terdiri dari Negara Sunni, Alawit, Kristen dan Druze dengan tujuan utama mendorong perpecahan sektarian, yang pada akhirnya akan mengarah pada "perang saudara" meniru bekas Yugoslavia. Jika Suriah bagaikan sebuah Magnet besar yang mampu menarik ribuan ‘’mujahidin” untuk berperang atas nama agama melawan pemimpin zalim, pertanyaan paling mendasar mengapa tidak untuk Palestina yang di jajah oleh Israel? Al Qaeda dan anasirnya Jubhat Al Nusra yang beranggotakan ribuan orang berjihad di Suriah tak satu pun  bahu membahu berdatangan ke Gaza untuk melawan Israel.
Al Qaeda dan anasirya justru terindikasi buatan CIA,  Beberapa pengamat menilai Al Qaeda tak lain buatan Amerika yang di gunakan sebagai alat dengan fungsi sangat menakjubkan. Adalah Seorang perwira Prancis Mayor Pierre-Henri Bunel dalam artikel nya berjudul “ Al Qaeda: Database” menulis “Al-Qaeda, digunakan oleh Washington untuk mengacaukan dan menghancurkan negara-negara berdaulat, sementara mempertahankan ilusi musuh luar, yang mengancam keamanan Dunia Barat”. Begitu pula Fidel Castro secara terang-terangan mengatakan Osama bin Laden tak lain merupakan agen CIA .  Bukan hanya Al Qaeda, FSA yang konon disebut-sebut merupakan tentara desertir dengan jumlah ribuan personel yang membelot ternyata tak lain buatan CIA dan mendapat dukungan zionis. Intelijen Jerman dengan berani memberi informasi bahwa 95 persen dari para milisi FSA yang beroperasi di Suriah merupakan warga asing.
saya sangat mengkritik dan menentang keras tak kala atas nama Jihad melakukan tindakan kekerasan, membunuh seorang ulama Syech Al Bouti  seorang ulama sunni dan melakukan tindakan biadab dengan memotong kepala seorang ulama lainnya. saya juga sangat mengkritik dan menentang keras tak kala atas nama pemberatasan teroris melakukan pengeboman melukai hingga membunuh nyawa sipil tak berdosa. Ini harus di sudahi dan mari kita bicara perdamaian di Suriah dengan solusi politik tidak dengan kekerasan.

0 komentar:

Posting Komentar