Oleh : M. Jamil
Israel akan menyerang Iran merupakan salah satu ”Tema besar“ yang menjadi pembicaraan tingkat Internasional saat ini. Ikhwal ini disebabkan kecurigaan Israel atas iran yang diuga sedang merakit senjata nuklir dengan dalih untuk pembangkit listrik dan kepentingan medis.
Kecurigaan Israel bertambah dengan dikeluarkannya laporan IAEA yang menyatakan bahwa iran telah bekerja ke arah membangun senjata nuklir sejak tahun 2003, seperti yang dilansir Koran terkemuka Israel, haretz (08/11). Kepemilikan Iran atas senjata nuklir sangat tidak dapat diterima Israel . Meir Dagan mantan kepala dinas rahasia Israel - Mossad,- mengklaim bahwa momok persenjataan nuklir di Iran mewakili ancaman terbesar yang dihadapi Israel sejak berdirinya negara Yahudi pada tahun 1948.
Ketakutan Israel akan kepemilikan senjata nuklir oleh Iran seolah mengingatkan memori lama mereka akan masa-masa suram mereka di masa lampau akan pemusnahan kaum Yahudi. Ancaman pemusnahan ini keterkaitan dengan ungkapan Ayatulllah Ali Khomenei yang menyatakan ‘’Israel harus dihapuskan dari peta dunia”. Ungkapan ini di utarakan kembali oleh Presiden Iran ‘’Ahmadinejad” pada tahun 2005, semakin menambah kecemasan kaum Zionis.
Tidak mau hanya dikatakan menggertak, Israel melakukan uji coba rudal Jericho I yang dapat menyentuh wilayah Iran. Selain itu Israel melakukan serangkaian kegiatan pencegahan terhadap bahaya serangan senjata konvensional dan non kovensional seandainya terjadi serangan dari Iran.
Ancaman serangan Israel ke Iran bukan hal yang baru, menlu Iran Ali Akbar Salehi menyatakan kami sudah terbiasa selama 8 tahun dibawah ancaman serangan Israel, lebih lanjut ia menyatakan kami bangsa yang bersatu menghadapi ancaman tersebut. Serta menanggapi laporan IAEA sarat dengan tekanan amerika Dan zionisme.
Panglima militer iran mengatakan akan menanggapi Serangan Israel dengan memberikan hukuman yang sangat keras. Pemimpin rohani tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei, mengancam akan membalas jika instalasi nuklir Iran diserang.
DAMPAK SERANGAN
Menhan Amerika serikat, leon Panetta setelah mengadakan diskusi yang panjang bersama menteri Pertahanan Israel, Ehud Barak di Kanada(18/11), mengeluarkan pernyataan memperingatkan bahwa serangan terhadap Iran dapat membahayakan perekonomian dunia, mengatakan fokus AS pada tekanan diplomatik dan sanksi.
Bahkan harian reuters (10/11) mengutip pendapat salah satu broker terbesar Israel menyatakan mengatakan tindakan militer terhadap situs nuklir Iran akan tergoyahkan oleh perkiraan kenaikan harga minyak dan kerusakan perdagangan global, serta memprediksi kenaikan harga minyak hingga 250 dollar per barel. Kenaikan minyak ini diprediksi karena Iran merupakan pengekspor minyak dan salah satu strategi Iran untuk menutup selat hormuz yang merupakan jalur perdagangan minyak dunia.
Dampak lain yaitu bahaya radiasi nuklir. Israel menargetkan setidaknya beberapa reaktor nuklir Iran yang dicurigai untuk membuat senjata nuklir. Reaktor nuklir yang telah di isi bahan bakar uranium, seandainya berhasil di bom oleh Israel maka kemungkinan akan terjadi malapetaka besar. Dalam situs union of concerned scientitsts melaporkan bahwa sebuah simulasi oleh RNEP (robust nuclear earth penetrator) pernah menyerang reaktor nukir Esfahan di iran dengan menggunakan piranti lunak yang di kembangkan oleh pentagon. Simulasi itu menunjukan 3 juta orang akan terbunuh dalam dua minggu setelah ledakan. Sebanyak 35 juta orang di Afganistan, Pakistan dan India akan terpapar hingga ketingkat radiasi yang mengakibatkan kanker.
Hal senada diungkapkan oleh Dr. Bahman Aghai Diba, apabila reaktor Busher mulai beroperasi dan hancur akibat serangan militer, efek dari radiasi dari reaktor operasional tidak akan terbatas pada Iran dan sebagian besar negara di wilayah Teluk Persia dan mungkin dapat mencapai pasukan Amerika di Irak.
Begitu juga dengan Israel, seperti dilansir oleh media iran, Fars new agency, Wakil Kepala Staf Urusan Budaya dan Pertahanan Angkatan Bersenjata Iran Brigadir Jenderal Massoud Jazzayeri memperingatkan Israel pabrik nuklir Dimona akan menjadi sasaran Iran jika diserang Israel. serta menyatakan reactor nuklir Dimona merupakan target yang mudah bagi jangkauan rudal Iran. Walhasil hal ini pun memicu kerusakan yang sama hebatnya dengan serangan ke reaktor nuklir Iran. peristiwa yang sangat menggemparkan dan mengerikan.
DUKUNGAN AMERIKA
menurut Mark Fitzpatrick, pengamat di International Institute of Strategic Studies, Jika Israel menyerang Iran pada 2012 maka dapat dipastikan Israel akan menyerang Iran sendirian, Karena AS tengah menghadapi masa pemilu.
Obama saat ini mengalami dualisme antara mendukung atau tidak serangan Israel ke Iran. Biaya politik yang cukup besar di Amerika akan di manfaatkan oleh Israel. Israel akan memainkan peran AIPAC untuk menolak membiayai pemilu presiden Obama tahun depan jika tidak mendukung serangan ke Iran. Persis ancaman AIPAC terhadap Pernyataan obama mengenai Palestina yang mengharuskan Israel meberikan hak kepada palestina sesuai dengan batasan sebelum perang tahun 1967.
Selain itu kebijakan menyerang iran bak “bola panas” bagi capres Amerika kedepan untuk meraih dukungan. Jika kebijakan Amerika mendukung serangan tersebut tidak popular dapat menjadi batu sandungan dalam pemilu Presiden mendatang.
Kemungkinan yang akan terjadi adalah Amerika mendukung secara diam-diam maupun secara terang-terangan terhadap serangan Israel ke Iran salah satunya dengan cara memberikan fasilitas untuk menyerang Iran. mengingat Amerika memiliki 44 pangkalan militer di hampir semua negara di timur tengah. Hal ini tentunya terkait dengan rentang jarak 2.000 mil yang harus dilalui oleh angkatan udara Israel untuk menyerang Iran sehingga penggunaan Pesawat tempur oleh Israel memerlukan fasilitas terkait dengan pengisian bahan bakar. Amerika bisa saja mengizinkan pengisian di wilayah pangkalan militer Amerika di Timur tengah.
menarik-menarik...
BalasHapusaku jadi teringat dengan besarnya biaya yang dikeluarkan dalam politik amerika. ternyta tetap saja calon yang diusung diharuskan mampu membiayai partai walaupun dihadapkan dengan pilihan yang "bengis" sekalipun